"Saya sudah langsung koordinasikan subuh-subuh supaya Bupati Karangasem mengeluarkan surat darurat. Dan langsung paginya Bupati Karangasem mengeluarkan surat darurat untuk mengeluarkan cadangan beras pemerintah (CBP)," kata Khofifah sesaat sebelum mengisi kuliah umum di Universitas Jember, Jumat (22/9/2017).
Dengan begitu, Bupati bisa menggunakan 100 ton CBP untuk masyarakat yang sedang dievakuasi. Seandainya 100 ton CBP masih kurang, bisa dikeluarkan SK Darurat oleh Gubernur untuk mengeluarkan 200 ton CBP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dirasa masih kurang juga, Menteri Sosial akan mengeluarkan CBP. "Jadi pada posisi kecukupan beras insyaallah tidak ada masalah," kata Khofifah.
Selain itu, Tim Tanggap Bencana (Tagana) juga sudah digerakkan. Seluruh Tagana di Bali sudah diinstruksikan berbagi tugas. Bahkan Tagana dari Nusa Tenggara Barat juga sudah diminta bergerak.
"Kebetulan di Karangasem belum punya dumlap (dapur umum lapangan). Saya meminta agar bisa di-support dumlap dari kabupaten lain yang ada di Bali. Dumlap ini memang sangat efektif karena di mana ada pengungsian, dia bisa bergerak langsung menyiapkan kebutuhan logistik masyarakat yang sedang dievakuasi," terang Khofifah.
Mengenai proses evakuasi, tanggung jawab penuh ada di Badan SAR Nasional. Sedangkan posisi Tagana hanya membantu.
"Proses evakuasi itu komandannya adalah Basarnas. Jadi Tagana akan membantu, tapi komandan evakuasi adalah Basarnas. Komandan keseluruhannya adalah BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Tugas Kementerian Sosial adalah pada saat di pengungsian dan kecukupan logistik," pungkasnya.
(fay/ams)











































