Menurut Wahyu, kejadian pemukulan Brigadir Robhertus Roy Ramadona (30) anggota Polres Oku Selatan (30) terjadi pada Kamis (21/9). Kronologinya, sekitar pukul 12.30 WIB, korban yang berpakaian sipil berada di kawasan Jembatan Ampera bersama kedua orang tua dan keluarganya usai mengukur baju untuk pernikahan.
Saat melintas di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), adik korban Theresia Shella (21) mendadak ingin muntah karena mabuk dalam perjalanan. Korban yang mengemudi langsung menghentikan laju mobilnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun sempat terjadi perlawanan, korban yang bingung mengalami luka di bagian tangan kanan dan wajah. Pelaku langsung pergi meninggalkan korban menggunakan mobil angkotnya masing-masing.
"Sebenarnya hanya salah paham saja karena korban dikira sopir taksi online. Korban yang saat itu baru pulang ukur baju untuk pernikahan sempat berhenti di depan Monpera, tiba-tiba korban dipukul oleh kedua pelaku yang merupakan sopir angkot," ujar Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono HB kepada detikcom, Jumat (22/9/2017).
Usai insiden pemukulan, korban yang mengalami luka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bahayangkara untuk mendapat penanganan medis. Setelah diambil tindakan penanganan korban mengaku kondisinya sudah semakin membaik dan minta untuk dirawat jalan di rumah.
"Korban mengalami sedikit luka usai dipukul dan sekarang kondisinya sudah membaik, setelah ada penanganan di RS Bhayangkara kemarin korban sudah langsung pulang," sambung Wahyu.
Tak disangka insiden itu direkam oleh masyarakat sekitar dan menjadi viral karena ada caption yang menyebut jika ada sopir taksi online yang dipukuli oleh sopir angkot. Massa dari sopir taksi online Go-Car dan Go-Jek yang melihat spontan marah dan menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Ampera sekitar pukul 14.00 WIB.
Puluhan orang berkumpul untuk mendesak agar polisi mengusut tuntas kasus tersebut. Massa sempat menyoraki sopir angkot yang melintas saat aksi unjuk rasa dan mendapat pengawalan ketat kepolisian.
Polisi yang datang langsung memberikan masukan dan melakukan diskusi dan menjelaskan duduk permasalahan yang memicu kemarahan sopir taksi Go-Car dan Go-Jek. Polisi berjanji mengusut setiap permasalahan yang terjadi secepatnya dan menjadi antensi khusus kepolisian.
"Saat massa menggelar aksi, kita sampaikan duduk permasalahannya. Kita jelaskan apa sebanarnya yang terjadi bahwa ada kesalahpahaman antara sopir taksi online dan sopir angkot dan akhirnya massa membubarkan diri," sambungnya lagi.
Sementara itu, korban yang sudah mengalami luka langsung melaporkan insiden ini ke Polsek Ilir Barat I untuk ditindak lanjuti. Setelah berkoordinasi dengan Polresta Palmembang dan melakukan pengelidikan, Sat Reskrim mengamankan dua mobil angkot yang disebut-sebut dikemudiakan pelaku saat insiden pemukulan.
Sedangkan dua pelaku sendiri saat ini sedang dalam pengejaran pihak kepolisian dan dihimbau untuk menyerahkan diri. Selain itu, Wahyu mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing emosi karena informasi di media sosial yang tidak akurat dan belum bisa dibuktikan kebenarannya. (fay/tor)