Pantauan di lokasi, Jumat (22/9/2017), sekitar pukul 09.35 WIB, Satpol PP memulai penertiban di Jalan Kramat Raya sisi barat. Seorang penjual bubur yang membandel ditindak petugas dengan mengangkut gerobaknya. Kegiatan ini berlanjut di Jalan Stasiun Senen. Di sini pedagang minuman yang berjualan di atas trotoar ditertibkan.
Seorang nenek menangis karena barang dagangannya dibawa. Ia tidak terima karena Satpol PP kerap mengangkut barang dagangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gerobak milik pedagang yang berjualan di trotoar diangkut Satpol PP. (Cici Marlina Rahayu/detikcom) |
Sempat terjadi tarik-menarik antara nenek tersebut dan petugas. Namun, setelah diberi pengertian, nenek tersebut memberikan dagangannya sambil menangis dan marah-marah.
"Semua dibawa, semua dibawa," kata nenek itu berurai air mata.
"Semua kami tertibkan," jawab Komandan Satpol PP Senen Eno Sunarya.
Hal serupa terjadi saat penertiban di depan Terminal Senen. Warga sekitar tidak terima mobil ambulans terkena operasi cabut pentil (OCP). Mobil tersebut berada di bahu jalan. Menurut Eno, hal itu tetap salah walau kendaraan tersebut mobil ambulans.
"Ada warga tidak terima, lalu timbul adu mulut itu, tapi sudah bisa kita atasi, tetap salah karena di bahu jalan," kata Eno.
Sementara itu, Camat Senen Munjir Munaji mengatakan pedagang yang sering terjaring BTT diharapkan bergabung dengan kios pedagang JP (Jakarta Pusat). Kecamatan Senen sendiri menyediakan 10 titik kios JP di seluruh wilayah Senen.
"Sering terjaring. Tapi bagaimana ya alasannya mereka mau jualan. Tapi sudah kita arahkan, supaya mereka lebih aman itu, gabung di JP kan, tertata rapi. Tapi di Senen ini memang sempit tidak ada lahan, sementara mereka kita harapkan ke JP, ada 10 JP di Senen," ujar Munjir. (cim/ams)












































Gerobak milik pedagang yang berjualan di trotoar diangkut Satpol PP. (Cici Marlina Rahayu/detikcom)