"Semakin hari semakin meningkat dan ini kami melihat masyarakat sudah sadar untuk melapor," kata Yohana di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta Selatan, Kamis (21/9/2017).
Yohana menilai banyaknya pelaporan terkait kekerasan anak dan perempuan tersebut disebabkan pola pikir masyarakat yang sudah berubah. Menurutnya, dulu sebagian masyarakat menganggap kekerasan itu sebagai aib keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Yohana menjelaskan angka kekerasan pada perempuan di 2016 mencapai 24 juta jiwa dari jumlah perempuan sekitar 123 juta. Ada pula di antaranya yang mengalami penderitaan batin hingga sekarang.
"Yang jelas saya dapati dari BPS sekitar 24 juta perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan itu masih merupakan on going penderitaan batin mereka sampai sekarang. 24 juta dari 123 juta perempuan yang ada di Indonesia," jelasnya.
Sedangkan, masih kata Yohana, angka kekerasan terhadap anak masih belum tercatat secara detail. Pihaknya akan melakukan survei secara besar-besaran pada 2018.
"Kalau anak kami akan tahu pada saat kami lakukan survei pada tahun depan, tahun kelima di tahun 2018, ada observer besar-besaran yang saya mintakan untuk melihat sejauh mana kekerasan terhadap anak, kekerasan fisik, psikis, kekerasan seksual dan juga penelantaran terhadap anak. Kita akan dapati di tahun depan," imbuh Yohana. (knv/gbr)