Warga yang mengikuti ritual topo bisu ini datang dari berbagai daerah bahkan dari luar DIY. Kali ini, ribuan warga dilepas oleh putri pertama Sri Sultan Hamengku Buwono X yaitu Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi dan kerabat keraton lainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dalam tradisi yang sudah berjalan ratusan tahun ini selama mengikuti ritual topo bisu warga dilarang berbicara. Dalam perjalanan mubeng beteng (mengitari beteng keraton) sekitar 5 kilometer, warga membaca doa-doa sesuai yang diinginkan.
![]() |
"Untuk instrospeksi sendiri-sendiri mana yang sudah dilaksanakan atau belum mana yang baik mana yang tidak. Saya ucapkan terimakasih sudah bersama-sama melestarikan lampah budaya agar bisa lebih baik,"kata GKR Mangkubumi dalam bahasa Jawa saat melepas ribuan warga di Bangsal Ponconiti, Keraton Yogyakarta, Jumat (22/9/2017) dinihari.
![]() |
"Tradisi ini sudah lama, mungkin sejak sebelum Sultan HB I. Tradisi ini akan seterusnya kita lestarikan. Dalam kegiatan ini kita mengfokuskan diri pada hubungan kita dengan Tuhan,"kata GKR Mangkubumi.
![]() |
"Saya sudah 3 kali ini berturut-turut ikut topo bisu di Yogya. Saya berdoa diberi kesehatan, keselamatan dan kelancaran rezeki,"kata Turyadi di keraton Yogyakarta. (rna/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini