"Gerakan Non-Blok memiliki kewajiban sejarah, politis, dan moral untuk mendukung kemerdekaan Palestina, menghentikan pendudukan Israel dan penderitaan bangsa Palestina," kata Retno dari keterangan tertulis yang diterima, Rabu (20/9/2017).
Pertemuan bertema '50 Tahun Okupasi Israel di Palestina' itu berlangsung di New York, Amerika Serikat, pada Selasa (19/9). Kehadiran Retno dalam pertemuan yang dilaksanakan bersamaan dengan pembukaan Sidang Majelis Umum PBB tingkat tinggi tersebut menunjukkan komitmen kuat Indonesia untuk perjuangan mewujudkan hak-hak Palestina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Aksi Indonesia untuk Palestina |
"Palestina ada di jantung politik luar negeri Indonesia dan di setiap napas diplomasi Indonesia," tutur Retno.
![]() |
Dia mengatakan GNB dapat mendorong masyarakat internasional mengakhiri pendudukan Israel dan ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina. Retno menegaskan pentingnya anggota GNB untuk mengambil langkah konstruktif agar dapat segera dicapai solusi yang adil, abadi, komprehensif, dan damai untuk masalah Palestina.
"Saya optimis bahwa two-state solution di mana kedua negara, Palestina dan Israel, hidup berdampingan secara aman dan damai, tetap dapat dicapai," ujar Retno.
Lebih lanjut, Retno mengusulkan 4 langkah yang dapat ditempuh anggota GNB untuk mendukung proses kemerdekaan Palestina. Hal pertama, Retno mengajak GNB memperkuat upaya bersama untuk meningkatkan status Palestina di tingkat internasional, termasuk menjadikan Palestina sebagai anggota penuh PBB.
"Bagi negara anggota GNB yang belum mengakui kemerdekaan GNB, Indonesia mengharapkan dapat segera mengakuinya," tegas Retno.
Kedua, Retno menyerukan negara anggota GNB yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dapat menggunakan kedekatannya untuk mendorong Israel mengakhiri pendudukan ilegalnya terhadap Palestina. Ketiga, Retno mengajak GNB terus mendorong Majelis Umum PBB memberikan perhatian terhadap situasi dan konflik Palestina-Israel.
Selain itu, Retno mendorong negara-negara anggota GNB mengambil langkah meningkatkan bantuan kemanusiaan dan pembangunan bagi Palestina.
"Kita perlu lebih meningkatkan bantuan keuangan dan program pengembangan kapasitas untuk mendukung pengembangan dan penguatan institusi nasional Palestina," ujarnya.
Indonesia senantiasa berpartisipasi aktif dalam pembahasan isu Palestina yang dilakukan melalui Komite Palestina GNB yang dibentuk pada KTT GNB ke-7 tahun 1983. Komite Palestina GNB melaksanakan pertemuan tingkat menteri luar negeri, baik di sela-sela KTM GNB dan Sidang Majelis Umum PBB maupun pertemuan yang dilaksanakan secara khusus terkait dengan perkembangan konflik Israel-Palestina. (jbr/fjp)