Terbaru, jenazah Suprianto (46), warga asal Kabupaten Labura, Sumut, ditemukan tidak utuh lagi setelah dimangsa buaya di Rokan Hilir. Korban dinyatakan hilang sejak Kamis (14/9) oleh teman kerjanya.
![]() |
Kondisi jenazah Suprianto yang mengenaskan ini berbeda dengan jasad Arjuna dan pawang buaya yang juga bernama Suprianto. Kondisi Arjuna dan Suprianto itu ditemukan dalam kondisi utuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hellen, buaya di Riau benar-benar dalam keadaan lapar. "Kalau korbannya habis, berarti buayanya lapar. Di Riau itu kan korbannya habis, berarti buayanya memang lapar," kata Hellen ketika dihubungi, Rabu (20/9/2017).
Terkait dengan musim kawin yang disebut sebagai alasan jasad Arjuna dan Suprianto di Kutai Kertanegara utuh saat ditemukan, Hellen berargumen buaya tersebut sudah siap masuk musim kawin. Sebab, sebelum masuk musim kawin, buaya akan mempersiapkan dulu makanan mereka.
Baca juga: Mengenal Fakta-fakta Buaya |
"Jadi begini, ini kan musim kawinnya jadi kalau kondisi sebelum dia masuk musim kawin kan dia persiapkan dulu makanannya, dia cukup makan agar secara fisiologis dia siap masuk musim kawin," papar Hellen.
Namun Hellen mengatakan musim kawin buaya tersebut dapat juga mundur. Hal yang bisa memundurkan musim kawin buaya salah satunya adalah soal makan.
"Tapi kalau makan nggak cukup sebelum musim kawin, itu periode dia (buaya) masuk musim kawin itu akan mundur. Yang di Kutai, korban utuh itu artinya buaya siap masuk musim kawin, jadi sifat teritorialnya lebih dominan. (Di Riau) dia harus cukup dulu makannya," papar Hellen.
![]() |
Hellen menegaskan musim kawin buaya di tiap wilayah berbeda-beda. Namun yang pasti, musim kawin buaya terjadi tiap musim kemarau.
"Iya (musim kawin buaya tiap wilayah berbeda-beda). Tapi umumnya musim kawin buaya muara itu di musim kemarau. Sekarang kan musim nggak menentu, tapi secara periodik masuknya musim kawin buaya itu di musim kemarau," tuturnya. (aan/fjp)