Seperti terlihat di hotel Lulu'at Mubarak, Sektor 5 Madinah, Selasa (19/9/2017). Koper-koper jemaah kelompok terbang (kloter) 46 embarkasi Surabaya (SUB 46) ditimbang, kemudian dinaikkan ke truk. Ada yang overweight (kelebihan berat) 6 kilogram. Petugas kago pun membongkar koper.
Pembongkaran membuat proses tak tersendat. Petugas dan pemilik membongkar koper, kemudian bekerja ekstra menata lagi isi koper. Agar muat, bahkan koper harus diinjak beberapa orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rata-rata koper jemaah minimal berbobot 21 kilogram. Ada juga yang lebih dari 30 kilogram. Sejumlah jemaah ikut menyaksikan penimbangan.
Ketua Kloter JKS 49, Warsono (51), mengatakan sebelum penimbangan koper, pihaknya menyosialisasikan imbauan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dari kamar ke kamar soal bobot maksimal koper dan barang-barang berbahaya yang dilarang dimasukkan ke dalam koper. Khusus soal bobot, jemaah membeli timbangan untuk mengantisipasi overweight.
"InsyaAllah siap berangkat Kamis (21/9) lusa," kata Warsono sambil menjelaskan JKS 49 merupakan warga Subang.
Bagian monitoring penimbangan perusahaan kargo, Muhammmad Syarfi Iqbal, menjelaskan koper-koper jemaah dibawa ke gudang. Di sana, pemeriksaan lebih detail lagi dengan menggunakan X-Ray. "Di sini hanya pemeriksaan bobot saja," jelasnya.
"Di sini bisa bilang koper tak berisi barang berbahaya, tapi nanti pas pemeriksaan di gudang semua akan kelihatan. Air zamzam, cairan yang melebihi batas, dan barang-barang berbahaya," sambungnya.
Jemaah gelombang kedua mulai diterbangkan ke Tanah Air pada Kamis (21/9). Proses ini akan berlangsung hingga Jumat (6/10). (try/dkp)











































