Melihat Bukti Kejamnya PKI di Monumen Gubernur Suryo

Melihat Bukti Kejamnya PKI di Monumen Gubernur Suryo

Niken Widya Yunita - detikNews
Selasa, 19 Sep 2017 14:36 WIB
Foto: Monumen Gubernur Suryo (Dok. MPR)
Ngawi - Monumen Gubernur Suryo berlokasi di Kompleks Taman Apsari, Jalan Gubernur Suryo, Ngawi, Jawa Timur. Dialah Gubernur Jawa Timur pertama yang dibunuh saat pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948.

Monumennya berbentuk patung figur sang mantan gubernur dalam posisi berdiri. Ada kalimat yang tertera dalam prasasti di monumen tersebut.

Di bagian bawah prasasti Monumen Gubernur Suryo tertera sebuah tulisan. Tulisan itu yakni 'berulang kali kami telah diberitahu bahwa lebih baik jatuh berkeping-keping daripada dijajah lagi. Dan sekarang dalam menghadapi ultimatum Inggris, kita akan berpegang teguh untuk menolak ultimatum'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalimat itu ditulis pada 9 November 1945 pukul 23.00 WIB di Nirom Broadcast, Jalan Embong Malang Surabaya, yang sekarang menjadi Hotel JW Marriott. Selain sebagai simbol kepahlawanan Gubernur Suryo, taman di sekitar monumen ini biasa dijadikan tempat nongkrong arek-arek Suroboyo.

"Gubernur Suryo adalah legenda yang berjuang membela rakyat melawan Inggris dan Belanda. Tapi tragis ia dibunuh anak bangsa sendiri oleh pengkhianatan PKI pada 1948. Ini sejarah yang bicara," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam keterangan tertulis dari MPR, Selasa (19/9/2017).

Zulkifli mengatakan itu saat berkunjung ke Monumen Gubernur Suryo, hari ini.

Sebagai Ketua MPR, ia menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah bangsa yang ber-Tuhan dan karenanya menolak paham anti Tuhan.

"Sila pertama Pancasila sudah tegaskan Ketuhanan Yang Maha Esa sekaligus menolak komunisme. Ini jawaban kami atas pihak-pihak yang memutarbalikkan fakta tentang komunisme," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Zulkifli kembali menegaskan dukungannya untuk menonton bareng Film G30S PKI.

"Nonton bareng G30S PKI ini bagus untuk pembelajaran bagi generasi muda. Siapa yang memahami sejarahnya, ia akan berkomitmen untuk memperbaiki negerinya," tutup Zulkifli.



(nwy/ega)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads