Berbagai jurus dilakukan GO-JEK agar setiap hadir di kota-kota baru tidak menimbulkan gesekan dengan para opang. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi dari pangkalan ke pangkalan.
"GO-JEK hadir untuk memberdayakan sektor informal seperti tukang ojek pangkalan. Karena itu, beberapa bulan sebelum kita hadir di sebuah kota, kami ada tim khusus yang melakukan sosialisasi dari pangkalan ke pangkalan. Tujuannya supaya semakin banyak ojek pangkalan yang bisa menikmati manfaat ekonomi digital," ujar Senior Manager Operations GO-JEK Wisnu Nugrahadi dalam keterangan tertulis, Selasa (19/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wisnu menambahkan, melalui sosialisasi ini GO-JEK memaparkan manfaat bergabung dengan platform digital. Tidak hanya terkait penambahan jumlah order yang dapat diterima, tetapi juga manfaat lain seperti akses asuransi dan layanan perbankan.
"Bahkan, GO-JEK menyediakan keistimewaan khusus bagi para sopir ojek pangkalan untuk mendaftar menjadi mitra GO-JEK. Selain itu, kami juga menyediakan program khusus bagi para ojek pangkalan untuk mendapatkan smartphone dengan cicilan yang terjangkau," tutur Wisnu.
Tak sampai di situ, keseriusan GO-JEK untuk memberikan kesejahteraan bagi sopir ojek pangkalan juga ditunjukkan melalui pemberian pelatihan berkendara dan pelatihan penggunaan smartphone. Lewat proses sosialisasi tersebut, tidak sedikit ojek pangkalan yang mengubah pikiran mereka untuk bergabung dengan GO-JEK.
"Diharapkan lewat proses sosialisasi ini GO-JEK dapat merangkul lebih banyak sopir ojek pangkalan sehingga taraf hidup mereka dapat meningkat," harapnya.
![]() |
Wisnu menerangkan untuk menjadi mitra GO-JEK, sebenarnya mudah. Para calon mitra cukup menyediakan dokumen berupa kartu tanda penduduk (KTP), surat izin mengemudi (SIM), surat keterangan berkelakuan baik (SKCK) dan surat tanda nomor kendaraan (STNK).
"Untuk KTP kami memprioritaskan KTP dari daerah kami beroperasi. Ini guna memastikan kami memberdayakan masyarakat setempat," ujar Wisnu.
Menurut Wisnu, setelah bergabung dengan GO-JEK, banyak dari mereka yang justru merasa terbantu. Hal itu terungkap dalam riset Pusat Kajian Komunikasi Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Puskakom UI).
"Riset itu menunjukkan bahwa dengan bekerja sebagai sopir GO-JEK, sebagian besar sopir (75 persen GO-RIDE dan 87 persen GO-CAR) mendapatkan upah di atas rata-rata upah minimum nasional," kata Wisnu.
Selain manfaat sosial yang dirasakan oleh mitra, hasil riset ini mengungkap bahwa para pengguna merasa nyaman dan aman dalam menggunakan aplikasi on-demand.
Riset menunjukkan 98 persen responden pengguna menjawab bahwa mereka merasa nyaman menggunakan aplikasi GO-JEK, dan 95 persen merasa aman menggunakan aplikasi tersebut. Sementara itu, 91 persen menyatakan produktivitas mereka meningkat dengan adanya layanan GO-JEK.
Perusahaan yang didirikan Nadiem Makarim dkk ini sekarang telah menghubungkan pengguna dengan lebih dari 300 ribu mitra driver, 100 ribu usaha kuliner, dan 7.000 mitra layanan lainnya.
![]() |