Mereka membekali petugas jaga tahanan dari pencegahan kasus bunuh diri hingga teknik mengambil alih dan bertahan dalam penyanderaan.
"Pelatihan sengaja diberikan kepada personel GoS Prison Officers untuk meningkatkan kemampuan individu maupun kelompok. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas personel GoS Prison Officers, sekaligus modal untuk menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas menjaga tahanan di lembaga permasyarakatan di Darfur," ujar Kabag Mitra Divisi Humas Polri Kombes Awi Setiyono kepada detikcom, Selasa (19/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ada 3 materi yang diberikan kepada GoS Prison Officer yakni suicide prevention, self injury and intervention skill serta hostage taking and survival techniques. Pelatihan digelar selama dua hari pada tanggal 18-19 September 2017 di aula kantor GoS Prison Officers Kota Darfur Utara.
Tim FPU mengerahkan 6 trainer yang berasal dari Satgas Garbha II FPU 9 Indonesia yang terdiri dari Kasiops AKP Handreas Ardian, Kasikes AKP dr. Fandi A Muttaqin, Paramedis Brigadir Dedy Hermawan, Danton Charlie IPTU Yozana Fajri AF, anggota Pleton Charlie Brigadir Henri Ramli, Bripka Bayu Pristiarko, LO Arab Brigadir Emil Salim sebagai penerjemah.
Program pelatihan ini sebenarnya sudah ditunggu cukup lama oleh GoS Prison Officers. Pada pertengahan Agustus lalu sebenarnya UNAMID melalui FPU Coordination Cell Sector North sudah pernah meminta FPU Indonesia untuk memberikan materi tersebut, namun karena kegiatan yang sangat padat maka kami tidak bisa memenuhinya.
"Bulan ini terdapat permintaan kembali dan tim FPU menerima untuk memfasilitasi menjadi trainer," imbuh Awi.
"Dalam proses pelatihan peserta sangat antusias menyimak materi yang disampaikan trainer dari Satgas Garbha II FPU 9 Indonesia. Mereka mengakui belum pernah mendapatkan materi seperti yang disampaikan. Mereka juga baru mengetahui adanya Stockholm Syndrome yang terjadi dalam kasus penyanderaan yang terdapat dalam materi pelatihan. Dengan tingginya rasa ingin tahu dari peserta, menjadikan suasana selama proses pelatihan menjadi hidup dan dinamis," paparnya.
![]() |
Satgas Garbha II FPU 9 Indonesia yang dipimpin oleh Kasatgas AKBP Ahmad Arif Sopiyan, telah menjalani misi perdamaian di Darfur, Sudan selama kurang lebih selama 8 bulan.
Satgas yang berada di bawah misi UNAMID (United Nation - Afican Union Hybrid Mission in Darfur) memiliki tugas sesuai mandat PBB yang merupakan penjabaran dari UNSCR 1769 tahun 2007 yaitu memelihara keamanan dan ketertiban umum, melindungi personel dan fasilitas PBB, melindungi warga sipil serta mendukung kegiatan operasi kepolisian.
Di misi UNAMID ini terdapat 13 FPU (Formed Police Unit). Khusus di Sector North terdapat lima FPU yang terdiri dari Indonesia, Mesir, Jordan 1 dan 2 serta Djibouti. Dari lima FPU yang ada di Sector North hanya Indonesia saja yang dipilih dan dipercaya untuk menjadi trainer kepada personel GoS Prison Officers.
(mei/fdn)