LBH, Tempat Nginap Pengungsi Rohingya hingga Petani Kendeng  

LBH, Tempat Nginap Pengungsi Rohingya hingga Petani Kendeng  

Aryo Bhawono - detikNews
Senin, 18 Sep 2017 18:39 WIB
Massa mengepung kantor LBH Jakarta, Minggu (17/9/2017). (Ahmad Bil Wahid/detikcom)
Jakarta -

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) tak mendendam walau kantornya di Jalan Diponegoro, Jakarta, diserbu sekelompok massa pada Minggu (17/9/2017) malam. Mereka tetap membuka layanan bantuan hukum jika mereka yang menyerangnya kelak menjadi korban penggusuran ataupun kesewenang-wenangan.

"Silakan saja, itu sudah khitah kami sebagai lembaga. Kami tetap akan berikan bantuan," kata Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur saat dihubungi detikcom, Senin (18/9/2017).

Saat insiden pengepungan yang berakhir ricuh malam itu, terdapat beberapa pengacara LBH untuk warga yang pernah didampinginya. Mereka antara lain korban penggusuran di daerah Pasar Ikan. "Mereka mendapat informasi yang salah," ujar Isnur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyatakan apa yang dialami lembaganya merupakan risiko ketika membela masyarakat yang dipinggirkan. YLBHI sudah biasa menghadapi tekanan.

Isnur menceritakan, saat Abu Bakar Baasyir dan aktivis muslim ditangkap aparat secara sewenang-wenang, para pengacara dari YLBHI turut memberikan advokasi. Padahal saat itu isu terorisme sedang gencar-gencarnya, tudingan kedekatan dengan kelompok Islam tertentu juga bermunculan.

Saat Pilgub DKI Jakarta 2017, mereka juga mendapat tudingan sebagai pendukung pasangan calon Gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat mendampingi pihak-pihak yang terancam karena proyek reklamasi di pesisir Jakarta. Sebaliknya, ketika mengecam kriminalisasi Basuki Tjahaja Purnama dalam kasus penistaan agama, mereka dianggap berpihak.

Sejarawan UI JJ Rizal termasuk yang mengecam aksi pengepungan kantor LBH. Melalui akun Twitter, dia mengingatkan massa yang ikut bergerak bahwa LBH berjasa membela warga yang terancam proyek reklamasi. Ia menanggapi kicauan Savic Ali dari NU bahwa di antara massa ada yang mengaku dari FPI dan Bamus Betawi ikut berorasi. "Emang yg belain abis2an saat kampung en kebudayaan betawi pesisir mo diancurin reklamasi itu siapa, bkn bamus betawi, tapi @LBH_Jakarta," cuit Rizal.

Sementara itu, sineas dokumenter Dandhy Laksono menyebut YLBHI sebagai rumah bagi semua orang. Mereka membela orang-orang yang tertindas dan dilupakan pemerintah, bahkan sejak Orde Baru. Mereka mendampingi korban kasus Tanjung Priok 1985, kasus Talangsari, dan mendampingi korban 1965.

Kantor YLBHI juga menjadi penampung pencari keadilan yang jauh-jauh datang ke Jakarta. Ibu-ibu Pegunungan Kendeng, Rembang, pernah menginap di kantor ini setelah menggelar aksi mengecor kaki di Istana. Bahkan pengungsi Rohingya yang terlunta-lunta di Jakarta pada 2013 juga tidur di kantor ini.

"Sebarkanlah kabar bahwa LBH adalah rumah bagi semua orang: Korban penggusuran, buruh yang di-PHK, dan rakyat kecil pencari keadilan," kicau Dandhy.

Berikut video kondisi LBH Jakarta pasca diserang sekelompok massa.

[Gambas:Video 20detik]

Tonton video lainnya saat LBH Jakarta dikepung.

(jat/jat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads