Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Joko Widodo, dan Selvi Ananda sepakat menapaki hubungan ke jenjang pernikahan setelah keduanya berpacaran selama 5 tahun. Tanggal 11 Juni 2015 dipilih mereka untuk saling mengucap janji suci sebagai suami-istri.
Pernikahan keduanya mencuri perhatian sebab hal itu adalah momen Presiden Jokowi pertama kalinya mantu. Mulai dari adat prosesi pernikahan, undangan, tamu yang diundang, menu dan suvenir pernikahan tak luput dari perhatian publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tamu yang diundang mulai dari para mantan presiden, pejabat publik hingga warga setempat. Undangan Gibran-Selvi bersampul beludru berwarna merah marun. Undangan juga dilapisi oleh plastik mika sebagai pelindung yang dibubuhi nama tamu yang diundang.
![]() |
Bagian atas lapisan plastik mika terdapat tulisan bertinta emas:'Pernikahan'. Di bagian bawah tertulis tanggal dan tempat dilaksanakannya acara pernikahan, Kamis 11 Juni 2015 di Gedung Graha Saba Buana, Jalan Letjen Soeprapto 80B, Sumber, Solo.
Lalu seperti apa rangkaian prosesi adat pernikahan Gibran-Selvi? Berikut acaranya.
Pemasangan Bleketepe
![]() |
Rangkaian prosesi pernikahan dimulai dengan pemasangan bleketepe di gerbang rumah masing-masing calon pengantin.
Sekitar pukul 08.48 WIB, Rabu (10/6/2015) Jokowi dengan pakaian adat Jawa ditemani istrinya Iriana, serta anaknya Kahiyang dan Kaesang memanjatkan doa. Kemudian Jokowi menaiki sebuah tangga dari besi dan memasang bleketepe.
![]() |
Dipandu seorang kerabat, bleketepe yang berarti juga simbol menolak bala dan tanda hajatan dimulai itu dipasang Jokowi. Kemudian Jokowi mengangkat pisang dan membuka bungkusnya.
Di rumah mempelai putri, Selvi Ananda dimulai acara pemasangan bleketepe. Bleketepe ini mengandung maksud, kedua. orangtua Selvi, akan punya hajat pernikahan. Pernikahan Gibran dan Selvi siap digelar.
![]() |
Bleketepe atau tarub ini berupa anyaman dari daun kelapa yang di pasang di depan rumah. Selain itu ayah Selvi, Bibit Supriyadi juga akan menyempurnakan pemasangan tetuwuhan (buah-buahan dan tanaman lainnya).
Siraman
Prosesi dilanjutkan dengan acara siraman. Sebelum siraman, Selvi melakukan sungkeman kepada orang tua dan eyang putri.
Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan memberikan sepasang bahan pakaian yang dikenakan Selvi selama Siraman. Usai siraman, mempelai wanita akan digendong atau diapit kedua orang tua menuju kamar pengantin.
Sementara prosesi siraman Gibran dilakukan dengan mengambil air siraman dari rumah Selvi terlebih dahulu. Utusan dari pihak keluarga mengambil air di kediaman Selvi di Jl. Kutai 7, Desa Sumber, Banjar Sari, Solo.
Utusan Gibran pun telah mengambil air siraman tersebut di rumah calon pengantin wanita yang diambil dari tujuh mata air. Air siraman Selvi dan Gibran diambil khusus dari tujuh mata air, di antaranya Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, Masjid Keraton Mangkunegaran, air zam zam dan air dari rumah Selvi sendiri.
Setelah siraman, diadakan acara Sadeyan Dhawet atau jualan dawet. Maknanya melambangkan harapan banyaknya tamu yang hadir di acara pernikahannya nanti. Pembagian dawet juga bermakna meminta harapan tamu memberi restu.
Malam Midodareni
![]() |
Setelah melakukan siraman, prosesi adat jelang pernikahan masing terus berlangsung. Selvi menjalani malam midodareni sementara Gibran datang untuk menyerahkan peningset.
Rombongan calon mempelai pria terdiri dari Gibran, Setiawan Prasetyo (paman Jokowi), Suryono Suryo Sarjono, Kaesang dan anggota keluarga lainnya.dan lain-lain. Mereka datang dengan berjalan kaki dari kediaman yang berjarak sekitar 500 meter.
![]() |
Mereka diterima keluarga Selvi yang diwakili Heru Haryanto. Acara diawali doa, kemudian berlanjut dengan penyerahan peningset. Suryono mewakili keluarga Jokowi menyerahkan peningset sebelum melaksanakan akad nikah pada besok hari.
![]() |
Bingkisan dari Gibran terdiri dari peralatan mandi, kelapa cengkir, selop dan tas berwarna emas, kue kering, pisang, tas tangan berwarna pink dan sekeranjang buah-buahan.
![]() |
Pada acara midodareni ini calon pengantin dilarang bertemu. Calon mempelai wanita menunggu di dalam kamar, sedangkan calon mempelai pria beramah-tamah dengan keluarga calon istrinya.
Pentas Kembar Mayang
Dalam acara midodareni, ada pentas kembar mayang. Acara tersebut menjadi simbol bahwa pinangan Gibran sudah sah diterima Selvi.
Kembar mayang dipentaskan oleh dua orang wanita yang berperan sebagai kakek dan nenek. Keduanya dikisahkan diminta keluarga Selvi untuk mencari kembar mayang. Bingung dan tidak tahu di mana mencari kembar mayang, mereka pun pasrah. Hingga akhirnya sebuah wangsit datang.
Dalam wangsit tersebut, mereka diberitahukan untuk mendapatkan kembar mayang ada empat desa yang harus dilewati. Empat desa itu adalah: seneng (bahagia), asih (kasih sayang), treso (cinta) dan jodo langgeng (jodoh). Singkat cerita akhirnya setelah melewati empat desa tersebut, kembar mayang pun ditemukan. Kembar mayang tersebut disimbolkan dalam bentuk buah nanas yang ditaruh di atas bokor keemasan dan dihiasi janur.
Kembar mayang tersebut kemudian diserahkan kepada pihak keluarga Gibran. Penyerahan itu berarti lamaran Gibran sudah diterima oleh Selvi dan keluarga.
Akad Nikah
![]() |
Hari yang ditunggu-tunggu bagi pasangan Gibran-Selvi tiba. Bertempat di Graha Saba Buana, lantunan ayat suci Alquran mengawali prosesi akad nikah.
Bertindak sebagai penghulu dalam pernikahan Gibran-Selvi adalah Kepala Kantor Urusan Agama Banjarsari, Solo, Mukhtaroji. Sementara sebagai saksi nikah antara lain Ketua RT tempat Jokowi tinggal.
![]() |
"Kepada Bapak saksi mohon mencermati bila ada yang kurang mohon dikoreksi," kata Kepala KUA Banjarsari Mukhtaroji saat membuka prosesi ijab kabul di gedung Graha Saba Buana, Solo, Kamis (11/6/2015).
![]() |
Selvi terlihat cantik mengenakan kebaya kutubaru. Kebaya berwarna putih itu berpotongan klasik dan sederhana, namun tak meninggalkan kesan anggun dan sakral. Selvi juga tampil dengan riasan pakem pengantin Solo Putri.
Sementara Gibran memakai beskap langen harjan dengan sikepan (dalaman) yang juga berwarna senada. Untuk bawahan, keduanya mengenakan kain motif Sidomukti.
![]() |
Ijab kabul diucapkan Gibran dengan lancar. Keduanya resmi menjadi suami istri. Setelah itu, keduanya menjalani prosesi acara panggih. Iring-iringan pihak mempelai pria membawa kembang mayang yang dibawakan 2 manggolo diiringi rombongan mempelai wanita membawa kembang mayang yang dibawakan 2 domas.
![]() |
Kembang mayang yang dibawa dari pihak mempelai pria yang nantinya akan ditukar dengan kembang mayang dari pihak mempelai wanita. Masing-masing mempelai telah dibekali dengan daun sirih yang telah digulung untuk kemudian dilemparkan pada pasangannya masing-masing.
Resepsi Pernikahan
Resepsi pernikahan Gibran-Selvi digelar sebanyak dua kali yakni pada pagi dan malam. Resepsi pagi mulai pukul 10.00 - 13.00 WIB. Sekitar 4.000 undangan dari kalangan masyarakat akan hadir untuk memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai.
Setelah itu, resepsi malam digelar pada pukul 19.00 WIB. Pada resepsi malam, Gibran dan Selvi tampak serasi memakai kebaya beludru dengan sulaman warna emas.
Sejumlah pejabat dan tokoh hadir dalam resepsi malam antara lain, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Irman Gusman (yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPD), Ketua DPR Setya Novanto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Basuki Tjahaja Purnama (yang saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta), Djarot Syaiful Hidayat (yang saat itu menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta), Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPD PDIP DKI Boy Bernardi Sadikin, Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana, para menteri Kabinet Kerja dan beberapa tamu lainnya.
Hadir pula Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie (yang saat itu menjabat sebagai Ketum Golkar) yang kompak ke acara resepsi pernikahan itu.
Sajian makanan untuk resepsi tidak dibedakan untuk tamu VIP dan non-VIP. Menu tradisional khas kuliner Solo yang disajikan antara lain; serabi, tengkleng, selad, martabak, beras kencur dan jamu.
Sementara itu tamu yang hadir diberikan suvenir sebuah taplak meja berwarna coklat dengan motif batik sogan kupu-kupu. Kain taplak dengan panjang sekitar satu meter itu juga berhiaskan nama Selvi & Gibran yang dibordir di bagian ujung kain.