"Jakarta, Indonesia, jadi pasar potensial mereka (pengedar) meracuni anak-anak kita. Makanya kalau perang betul, kita siapkan, termasuk pendekatan hukumnya. Sering kali mungkin di Filipina itu lebih tegas. Kasih efek jera pada mereka," kata Djarot di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2017).
Namun Djarot mengaku tidak ingin mencontoh penindakan narkoba seperti yang dilakukan Duterte. Dia hanya menegaskan akan terus mendorong penindakan tegas terhadap pelaku penyalahgunaan narkoba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot mengatakan saat ini penindakan terhadap para pelaku tersebut masih terhambat minimnya fasilitas. Ia mengatakan tengah menyiapkan sarana untuk membantu BNN Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung representatif yang dapat digunakan.
"Kita ini kan mau perang nih, perang pada narkoba. Tapi sarananya minim, sistemnya minim. Gedung tidak representatif, makanya saat ini sedang kita siapkan bangun gedung yang besar di Tanah Abang. Untuk nanti kita pakai pada BNNP," paparnya.
Penyalahgunaan obat-obatan kembali marak. Baru-baru ini marak kasus penyalahgunaan obat keras PCC yang seharusnya digunakan sesuai dengan resep dokter.
Salah satu kasus yang menonjol adalah penyalahgunaan obat PCC yang menyebabkan 50 orang menjadi korban di Kendari, Sulawesi Tenggara. Akibat efek penyalahgunaan obat ini, korban bisa mengalami gangguan kepribadian hingga disorientasi. (fdu/aan)











































