Menurutnya, kemajemukan yang ada di bangsa Indonesia adalah keunggulan yang perlu dibanggakan. Sebab, tidak ada negara di dunia yang memiliki kebinekaan dan kondisi seperti Indonesia.
"Kita harus bangga, dan karena kompetisi (global) kita harus waspada," ujar Gatot di hadapan mahasiswa dan dosen Unsera, Kota Serang, Banten, Kamis (14/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar itu, Gatot menyampaikan ada sebuah teori populasi manusia dan persoalan ketersediaan pangan di dunia. Penduduk manusia yang pada 2011 sudah mencapai 7 miliar lebih dihadapkan pada ketersediaan pangan yang kini tersedia di seluruh dunia.
![]() |
Persoalan kemiskinan, gizi buruk, dan kesehatan menjadikan hampir 41 ribu anak setiap hari meninggal dunia. Bahkan per tahun jumlahnya bisa mencapai 15 juta jiwa.
"Ini menunjukkan bahwa dunia overload, anak setiap hari 41 ribu meninggal karena kemiskinan dan gizi buruk," katanya.
Di samping pangan, dengan pertumbuhan jumlah manusia, banyak juga yang membutuhkan energi. Energi fosil yang ada saat ini akan habis pada 2050. Dan, pada 2035, kebutuhannya akan meningkat sampai 41 persen. Peningkatan kebutuhan tersebut bahkan bisa menghabiskan energi minyak hanya sampai 2043.
Belum lagi ketika berbicara teknologi. Gatot mengatakan teknologi bisa menggantikan manusia. Penggunaan mesin akan mengurangi usia produktif manusia dan melahirkan krisis di kemudian hari.
"Kalau kita tidak waspada akan krisis ekonomi, diikuti depresi ekonomi, dan akan diikuti krisis meningkatnya konflik kejahatan. Dan inilah yang terjadi di kompetisi global yang harus dicermati betul hari ini," katanya. (bri/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini