Tweet Terakhir Indra Piliang Sebelum Diciduk Terkait Narkoba

Jakarta - Politikus Golkar Indra J Piliang, yang terciduk terkait narkoba, dikenal aktif di media sosial, salah satunya Twitter. Dalam 24 jam terakhir, ada sederet tweet yang dicuitkan Indra.

Pada Rabu (13/9/2017), Indra sempat mencuit soal hasil survei CSIS terkait kepercayaan terhadap DPR yang rendah. Dia juga berkomentar soal Presiden Joko Widodo yang melepas bantuan tahap pertama untuk pengungsi Rohingya.

"((Tahap Pertama)) Sebelum ini baru Tahap Wacana. Negara tetangga sdh kirimkan tentaranya dlm misi perdamaian," cuit Indra pada pukul 13.32 WIB.

Baca juga: Polisi: Urine Indra Piliang Positif Narkoba

Indra lalu mencuit soal pencabutan SK badan hukum Perkumpulan Iluni UI. Dia juga me-retweet berbagai komentar soal hal itu.

Anggota Dewan Pakar Golkar ini kemudian bicara soal legislator yang berani bersuara dan yang diam. Dia mengatakan politikus yang banyak bicara lebih tidak disukai. Berikut ini tweet-tweet-nya:

Legislator yg bersuara apa adanya, ternyata lbh tak disukai & bisa jd bakal dikadukan ke polisi, dibanding yg diam2 sj spt Ken Dedes.

Barangkali, suatu hari nanti, publik lbh memilih u/ votes batu2, candi2, atau kecapi, drpd nama2 org yg dikenal lantang bicara korsa.

Keanehan2 dlm demokrasi terus terjadi. Anda bercakap & bercakaran scr pribadi di WA, ujung2nya bukan belati, tp ktr polisi. Anda sehat?

Sjk kpn bicara pribadi berujung kpd ktr polisi? Apakah anda memang menyiapkan belati pd ujung jari, dg nama kuku? Itu namanya cubit2an.

Tonasi, intonasi, amplifikasi, implikasi, simplikasi dan ujung2nya adalah nasi uduk di ujung gang; adlh bagian dari komunikasi dewasa ini.

Bagi aktivis2 kelompok studi yg pernah diskusi selama berhari-hari, berdebat panjang lebar dg seduhan kopi; debat apapun adlh mustahak.

Kedangkalan nalar bisa langsung terlihat, ketika dlm setiap debat, atau ketika debat terhenti; anda emosi hanya krn lupa menyelipkan puisi.

Aktivis2 klpk studi boleh saja tampil kekurangan gizi, tp tak bakalan gemeretuk giginya, ketika mendengar perbedaan2 pandang di meja diskusi

Pabrifikasi dari aksara dlm bentuk meme2an dewasa ini bagai palu dogam yg menghantam dada demokrasi, krn dianggap sbg biang onar & gaduh.

Bagi generasi yg pernah terlibat -- mungkin jg selibat -- sbg milisi2 (org2 mailing list) dlm era yahoogroups; segala emosi telah mati.

(imk/tor)