Ada delapan orang, salah satunya Difansa, yang menceritakan kisahnya kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) saat masih berada di Erbil, Iraq, pada 10 dan 11 Agustus lalu. Video yang dibuat oleh Pusat Media Damai (PMD) ini diakses detikcom dari situs BNPT pada Rabu (13/9/2017).
Menurut tilikan Difansa, ada tiga hal yang dikejar para kombatan ISIS: kekuasaan, harta, dan pernikahan dengan perempuan. Celakanya, pernikahan ini terkesan sekadar seperti perlombaan yang tak menghargai martabat perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jangan harap ada mahligai pernikahan penuh pengertian. Yang terjadi adalah pengabaian perempuan sebagai istri. Bila telah mentok kuantitas istri yang diperkenankan, yakni empat istri, si suami tak akan berhenti mencari istri baru lagi. Ada caranya.
"Sampai menikah yang keempat, terus kemudian cerai lagi. Terus menikah lagi. Jadi entah berapa kali," tutur Difansa, yang menyesal pernah ikut ISIS.
ISIS sendiri memfasilitasi praktik 'lomba nikah' semacam itu. Setiap pria yang menikahi gadis bakal mendapatkan uang.
![]() |
Djoko, pria berkaou warna abu-abu dan putih, kesal benar dengan janji sekolah gratis dari ISIS bagi anak-anaknya. Nyatanya, yang ada cuma desakan dari kombatan ISIS untuk mengawinkan anak gadis Djoko.
"Katanya di sana ada sekolah gratis. Tapi sudah nyampai di sana, malah (anak saya) disuruh kawin. Banyak itu yang nawar, ngelamar, datang orang-orang Daesh-nya (sebutan lain ISIS) itu," kata Djoko, yang selalu ditanyai kombatan ISIS perihal waktu kesediaan menyerahkan anak gadisnya kepada mereka. (dnu/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini