Penyesalan itu mereka ungkapkan di depan mata kamera Pusat Media Damai (PMD) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Videonya diunggah pada 11 September, diakses detikcom, Rabu (13/9/2017).
Ada delapan orang yang diwawancarai di Erbil, terdiri dari tiga laki-laki dan lima perempuan. Mereka bernama Heru, Nurshadrina, Djoko, Fauzakatri, Naila, Raihan, Difansa, dan Lasmiati. Mereka dievakuasi dari Suriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oh luar biasa, Mbak, penyesalannya. Tapi kita tidak bisa mengembalikan waktu ya. Kalau bisa dikembalikan waktu," kata Difansa, salah satu perempuan eks ISIS di video ini.
![]() |
"Pertama-tama ya menyesali keputusan saya itu," kata Heru.
![]() |
Djoko, pria berkaus abu-abu dan putih, sangat kesal atas janji sekolah gratis dari ISIS bagi anak-anaknya. Nyatanya, yang ada cuma desakan dari kombatan ISIS untuk mengawinkan anak gadis Djoko.
Raihan, seorang pemuda, menjadi saksi kedustaan kelompok biadab itu. Kedamaian hanyalah angan-angan bila orang sudah sampai di tanah ISIS. "ISIS itu pembohong," ucapnya.
Lasmiati menyatakan ISIS cuma menebar janji palsu ke calon rekrutan. Dia adalah salah satu orang yang tertipu oleh janji palsu ISIS. "Saya menyesal," katanya dengan jelas.
![]() |
Kini dia bersyukur karena telah diberi kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk kembali ke Tanah Air. "Insyaallah saya ingin segera bertemu anak, suami saya, dan keluarga-keluarga saya. Insyaallah," kata Lasmiati.
Heru juga sama. Dia sudah berniat memeluk anak dan istrinya seketika bertemu di Indonesia. "Insyaallah bisa mengucapkan permintaan maaflah," kata dia, yang matanya berkaca-kaca.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini