"Yang bersangkutan itu membela diri dan kebetulan yang bersangkutan itu adalah guru bela diri. Ya nggak adalah (unsur pidana). Naturalis. Ular kobra aja disamperin musuhnya, kepalanya naik. Naturalis. Seperti Anda juga kan (kalau ada ancaman)," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo di Mapolda Metro, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (13/9/2017).
Andry lantas menganalogikan peristiwa tersebut dengan masyarakat yang akan berteduh bila hujan deras turun. Menurutnya, sudah menjadi sifat alami manusia membela diri bila ada sesuatu ancaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Andry menerangkan identitas pencuri tersebut masih diselidiki. Pihaknya akan mengecek berdasarkan data yang ada di e-KTP.
"Belum. Upaya yang kita lakukan memfoto wajahnya kemudian melakukan pengecekan melalui e-KTP. Mudah-mudahan bisa muncul mukanya atau sidik jarinya. Kita lihat nanti hasil penyelidikan Kasat Reserse," terangnya.
Duel maut itu terjadi pada Senin (11/9) di rumah Deni, yang berada di Cipinang, Jakarta Timur. Saat itu Deni datang ke rumah untuk mengambil pakaian.
Deni kaget ketika mendapati rumahnya sudah acak-acakan. Kemudian di salah satu ruangan, dia mendapati sosok pria yang sedang menghadap jendela. Dua orang tersebut sama-sama kaget. Ancaman untuk membunuh Deni pun dilontarkan pencuri.
Duel pun terjadi. Deni berhasil menangkis dan mengambil belati yang dipegang pencuri. Si maling ditusuk, akhirnya tersungkur jatuh dan tewas.
(knv/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini