Lukman ditemui di hotel Elaf Al Bustan, pemondokannya selama di Madinah, Selasa (12/9/2017). Pria yang mengaku sehari-hari bertani dan berkebun ini tiba bersama rombongan jemaah kelompok terbang (kloter) 44 Embarkasi Surabaya (SUB 44).
Lukman menceritakan janji ke istri terucap pada tahun 1983. "Saat itu kami baru menikah. Saya janji, nanti kita akan berhaji bersama kalau ada rezeki," kata Lukman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lukman dan istri menabung bertahun-tahun. Ia mengumpulkan sedikit demi sedikit uang hasil panen sawah dan kebunnya. "Kami daftar tahun 2010, alhamdulillah tahun ini berangkat," tutur Lukman.
Lukman dan istri telah menuntaskan tahapan berhaji. Selama puncak haji di Padang Arafah, Muzdalifah dan Mina tak ada halangan apapun.
"Alhamdulillah lancar. Semua dimudahkan," kata bapak dua anak ini.
Di Madinah, Lukman dan Sri serta jemaah lain akan beribadah di Masjid Nawabi dan berziarah. Setelah 8-9 hari, mereka pulang ke Tanah Air melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah.
"Semoga bisa berdoa di raudhah," tutup Lukman.
Raudhah berarti taman. Kata ini merujuk pada titik antara mimbar dan makam Nabi Muhammad SAW di dalam Masjid Nabawi. Tempat ini jadi lokasi favorit jemaah memanjatkan doa dan bermunajat serta memohon ampunan kepada Allah SWT (try/nkn)











































