Berbagai kisah inspiratif itu lah yang dihayati dalam-dalam oleh dua pengemudi ojek online, Nurwahid (51). Dia tergerak menuju Tanah Suci meski nafkah bergantung dari laju roda sepeda motornya.
"Itu idaman saya dari kecil mau bagaimana pun saya mau ke Mekah minimal umrah," tutur Nurwahid.
Doa pun terjawab, Nurwahid mendapat tawaran pergi haji dari GO-JEK. Driver GO-JEK yang sudah 2 tahun bergabung ini tak pikir panjang dan mendaftar.
"Saya ikut program GO-JEK. Biayanya 30 ribu per hari. Biayanya ringan yang dipotong dari deposit GO-JEK sampai 2 tahun sekian bulan," ujarnya ayah 4 anak ini.
![]() |
Belum juga lunas membayar biaya haji, Wahid sudah terbayang bisa berada di antara ribuan jemaah haji seperti yang dia lihat di musim haji tahun ini.
"Sudah kebayang pas lihat TV dan ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri," tuturnya haru.
Kendati demikian, Nurwahid tidak mau pergi sendiri. Dia pun mengajak rekan driver GO-JEK yang lain mengikuti jejaknya.
"Mereka dapat tawaran juga cuma nggak mau katanya berat. Padahal kalau dijalani Alhamdulillah, saya jawab ringan ke mereka kalau ada niat pasti ada jalan Insya Allah," imbuhnya mantap.
Kokohnya niat juga tergambar di wajah driver GO-JEK lainnya Fakih Nur (36). Berbeda dari Nurwahid, Fakih justru berniat memberangkatkan mertuanya umrah.
"Saya menyenangkan orang tua dulu baru saya. Sebenarnya mertua pengen umrah tapi banyak keterbatasan kebetulan ada program GO-JEK," kata lelaki yang dulu berprofesi sebagai pedagang ini.
Dengan cicilan hanya Rp 35 ribu per hari selama sekitar 1 tahun, Fakih membuka jalan untuk mertuanya pergi ke Mekah.
"Wah ini bisa masuk sinetron nanti tukang ojek naik haji. Luar biasa padahal orang kan liat tukang GO-JEK gimana coba," tukasnya bangga.
Dia pun makin bangga karena mampu menunjukkan kepada kerabatnya bahwa dia bisa mengumrahkan meski uang hanya dari GO-JEK.
"Rasanya ada haru dan senang, ya saya hanya tukang ojek padahal yang lain itu kerja di perbankan yang setoran per harinya mungkin uang jajan anak-anak mereka. Saya bisa buktiin seorang GO-JEK bisa!" katanya mantap.
![]() |
Fakih juga mengaku senang karena bukan cuma cara pandang keluarganya yang berubah, perilaku mertuanya pun ikut berubah.
"Dia semakin semangat buat ke musala dan mulai olahraga. Sekarang saya juga yang tadinya berangkat siang jadi berangkat pagi," lanjut dia.
Kendati demikian, dia merasa tidak terbebani karena menurutnya berat-ringan beban itu ada di hati.
"Sekarang saya sedang menjaga jalan ini dan tidak mengecewakan. Ini perjalanan niat sampai keberangkatan dan jangan sampai terputus," ucap dia bijak.
Baginya membahagiakan orang lain berarti membahagiakan diri sendiri. Melihat orang lain tersenyum maka lelah pun bisa hilang.
Nurwahid dan Fakih ikut dalam program swadaya haji dan umrah GO-JEK. Programn ini merupakan cara perusahaan untuk menyejahterakan mitranya.
"Mereka bisa nyicil per hari, kan angkanya kecil yang dibayar lewat teknologi kita. Kita membantu mereka untuk financial planning mereka juga," ungkap VP of GO CAR & Swadaya Ardelia Apti kepada detikcom.
![]() |
Program yang diluncurkan sejak November 2016 ini telah melibatkan 100 ribu mitra, dengan sekitar 150 peserta program haji dan umrah.
"Tujuannya untuk kesejahteraan lebih baik dan untuk driver program loyalty juga, menghargai dedikasinya ke kita," tutup Ardelia.
Selain program swadaya haji dan umrah, GO-JEK juga menawarkan program swadaya pelatihan bahasa Inggris, cicilan motor, HP, KPR, asuransi dan lain-lain. (ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini