Ketua Natural Aceh, Zainal Abidin Suarja, mengatakan, ada dampak ekologis seandainya kelelawar Pteropus vampyrus punah. Penyerbukan pohon buah-buahan di daerah yang menjadi habitatnya akan berkurang. Akibatnya, jika lokasi tersebut dijadikan perkebunan masyarakat maka perpohonan terancam tidak akan berbuah.
Sebabnya, spesies kelelawar juga mempunyai fungsi seperti burung atau kupu-kupu. Penyerbukan terhadap pohon berbuah dilakukan dengan hinggap di nektar bunga pohon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, para petani tidak sepantasnya merasa terganggu dengan kelelawar di perkebunan mereka. Kehadiran kelelawar ini, katanya, juga membawa banyak manfaat untuk tanaman.
"Mereka (kelelawar) mengambil hak mereka. Kan mereka yang buat pohon tersebut berbuah. Tidak semua buah dari pohon pun akan dihabiskan. Mereka akan makan secukupnya," ungkap Zainal.
Sementara untuk kotoran yang jatuh ke tanah, jelas Zainal, akan membuat pohon tumbuh subur. Soalnya, kotoran kelelawar mengandung nitrogen, fosfos dan potassium.
"Sangat bagus disamping amonia, asam urat, asam fosfat, asam oksalat, dan asam karbonat, serta garam tanah," jelasnya.
Seperti diketahui, tim riset Natural Aceh melakukan identifikasi jenis dan komposisi kelelawar di kawasan Pegunungan Seulawah, Aceh Besar, Aceh. Para peneliti menangkap kelelawar untuk diidentifkasi. Tiga tim peneliti kini melaksanakan penyisiran hingga 368 Mdpl. (fay/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini