Jaga Kemerdekaan dengan Sudahi Polemik yang Tak Perlu

Jaga Kemerdekaan dengan Sudahi Polemik yang Tak Perlu

Azzahra Nabila - detikNews
Minggu, 10 Sep 2017 10:53 WIB
Foto: Azzahra Nabila
Jakarta - Banyak hal terjadi pasca 72 tahun Kemerdekaan. Polemik yang tidak perlu diminta disudahi demi menjaga semangat kemerdekaan itu.

Hal itu disampaikan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono dalam upacara ziarah di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Minggu (10/9/2017). Hendro melakukan ziarah bersama rekan-rekannya dari Akademi Militer Nasional (AMN) angkatan 1967 dalam rangka Reuni Emas angkatan tersebut.

"Dan tadi dalam kesempatan ziarah di makam pahlawan, kami sampaikan bahwa kita sudah selesai 50 tahun. Bukan berarti selesai mengabdi tapi 50 tahun sudah bekerja melakukan apa yang mereka rintis," ujar Hendro kepada wartawan di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jaga Kemerdekaan dengan Sudahi Polemik yang Tak PerluFoto: Azzahra Nabila
Hendro berharap generasi muda melanjutkan cita-cita kemerdekaan tersebut. Dia meminta para pihak jangan terlibat konflik yang sama sekali tidak konstruktif.

"Saya harapkan generasi muda melihat bahwa harus dilanjutkan cita-cita kemerdekaan kita ini. Jangan berkelahi sendiri, jangan bertengkar terus baik di DPR maupun di lapangan," ujar Hendro.

"Sudah hindari saja konflik-konflik yang bisa dihindari, hindari saja. Tidak perlu ada konflik. Kita membangun negara kita karena kita juga ditantang oleh kemajuan tetangga. Tetangga kita pada maju karena nggak pada ribut. Kita kan demonstrasi melulu. Ini kapan kita maju itu intinya sebetulnya. Sebelum kami 50 tahun mungkin udah ratusan tahun sebelumnya mereka merintis republik ini untuk hidupnya kalian semua kita semua sekarang ini. Tolong hidupnya jangan pada robek robek sendiri, lanjutkan sampai nanti 50 tahun sampai seterusnya," sambung Hendro.

Jaga Kemerdekaan dengan Sudahi Polemik yang Tak PerluFoto: Azzahra Nabila
Dalam kesempatan ini Hendro juga mengenang tugas pertama AMN '67 pasca mereka lulus. Mereka mendapatkan tugas untuk memberantas Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS).

"Karena tahun 67 itu pasca G30S. Berarti banyak pelarian-pelarian dari PKI itu bergabung dengan PGRS Komunis di Serawak. Dan PGRS itu kita pisahkan dengan TNKU, Tentara Nasional Kalimantan Utara, bentukan Bung Karno. Itu kita pisahkan dan TNKU bubar. Kita banyak kenangan ketika di medan perang melawan PGRS. Dari sana banyak sekali kenangan bagi kita," kata Hendro.

Jaga Kemerdekaan dengan Sudahi Polemik yang Tak PerluFoto: Azzahra Nabila
"Ketika kita mempraktekan semua teori dari akademi militer, karena itu kenangannya jauh lebih kerasa angkatan darat, udara, laut dan kepolisian tahun 67. Hanya karena pada kesempatan ini 11 november 1967 adalah pelantikan angkatan darat akademi militer, maka rombongan yang saya bawa adalah alumni akademi militer nasional. Kami 50 tahun sudah mengabdi di Republik Indonesia," sambungnya. (fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads