Insiden Paripurna 16 Maret
BK DPR Periksa Yorris & Idrus
Selasa, 17 Mei 2005 19:14 WIB
Jakarta - Badan Kehormatan (BK) DPR hari ini kembali memanggil 2 anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar. Pemanggilan keduanya dilakukan sehubungan dengan kericuhan yang terjadi pada sidang paripurna yang tengah membahas kenaikan harga BBM 16 Maret 2005 lalu. Sebanyak 2 anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar yakni Yorris Raweyai dan Idrus Marham dipanggil untuk dimintai keterangan. Pemanggilan terhadap keduanya berlangsung tertutup di Ruang Badan Kehormatan, Gedung Nusantara II Lt. 2 Kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (17/5/2005) siang. Pemeriksaan terhadap Idrus berlasung sekitar 1,5 jam, terhitung sejak pukul 15.00 WIB sampai pukul 16.30 WIB. Sementara Yorris hanya diperiksa sekitar 45 menit, terhitung dari pukul 14.00 WIB hingga 14.45 WIB. Seusai dipanggil BK, Idrus menyatakan bahwa dirinya sempat ditanyai seputar insiden yang mencoreng muka anggota DPR itu. BK menanyai Idrus perihal alasan dirinya naik ke atas podium saat kericuhan terjadi. "Saya naik ke atas podium sebagai tuntunan tanggung jawab moral terhadap suasana yang tidak normal," jelas Idrus. Idrus siap diberi sanksi bila dinyatakan bersalah. "Sanksi apa pun yang diambil BK, kita harus siap," ujarnya pasti. Lebih lanjut, Idrus memuji kinerja BK yang menurutnya sangat baik. Karena apa yang dilakukan BK sekarang bisa dijadikan bahan untuk mengubah Tatib DPR. "Tatib yang ada perlu perubahan," kata pria berkacamata ini.SanksiDi tempat yang sama, seusai memeriksa 2 anggota Fraksi Golkar, Slamet Effendi Yusuf mengatakan bahwa sanksi yang akan diberikan BK akan disesuaikan dengan peran masing-masing anggota saat insiden terjadi. "Jangan buru-buru bicara tentang sanksi. Tujuan BK yang terpenting adalah mengembalikan citra, martabat DPR akibat peristiwa 16 Maret yang dicemooh masyarakat," jelasnya. Selain kedua anggota DPR di atas, sebelumnya BK sudah memanggil 3 pimpinan DPR, yakni Agung Laksono, Muhaimin Iskandar dan Zainal Maarif. BK juga sudah memanggil 2 anggota DPR dari Fraksi PDI-P yakni Suparlan dan Effendi Simbolon. Seperti diketahui, akibat insiden itu para wakil rakyat di DPR dihujat oleh masyarakat. Secara gamblang, masyarakat bisa menyaksikan baku bogem yang dilakukan anggota DPR itu. Aksi gebrak meja dan saling dorong mendorong antara anggota dewan mewarnai sidang paripurna yang membahas kenaikan harga BBM. Ketua DPR Agung Laksono selaku pimpinan sidang memutuskan untuk segera melakukan voting mengenai kenaikan harga BBM.Putusan Ketua DPR untuk segera melakukan voting kenaikan BBM disambut protes keras dari anggota DPR dari F-PDIP. Salah satunya, Effendy Simbolon yang langsung maju ke podium bersama rekan-rekannya. Sesampai di atas podium, Effendy ditarik Pamdal DPR hingga jatuh terjungkal. Belasan anggota F-PDIP lainnya maju ke meja pimpinan, ada yang terlihat melompati meja. Gelas-gelas jatuh berserakan. Bahkan, Suparlan dari F-PDIP sampai naik ke atas meja pimpinan. Tak mau kalah, anggota F-PG Yorris Raweyai berusaha menghalangi anggota F-PDIP yang akan maju ke meja pimpinan dibantu anggota Golkar lainnya. Aksi dorong mendorong antara kubu F-PDIP dan F-PG pun terjadi.
(dni/)