Cerita Wakil Negara China dan ASEAN soal Konektivitas di Jalur Sutra

Laporan dari China

Cerita Wakil Negara China dan ASEAN soal Konektivitas di Jalur Sutra

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Sabtu, 09 Sep 2017 15:15 WIB
Foto: Noval Dhwinuari Antony-detikcom
- Beberapa perwakilan pemerintah kota dari berbagai negara di China dan ASEAN berbicara di CHINA-ASEAN Mayors' Forum 2017. Pengalaman mengambil inspirasi dari konektifitas di antar kota di jalur sutra China-ASEAN menjadi pembahasan.

Kepala Komunitas Persahabatan China-Thailand yang juga Mantan Wakil Perdana Menteri Thailand, Korn Dabbaransi, menjadi salah satu tamu pembicara di acara China-ASEAN Mayors' Forum 2017, Kota Nanning, Guangxi Zhuang, Sabtu (9/9/2017).

Korn Dabbaransi bercerita bagaimana Kota Dunhuang, China menjadi awal pembangunan 'Jalur Sutra' yang menurutnya dimulai sejak 1.400 tahun lalu. Ketertarikanya dengan konektivitas di Jalur Sutra China-ASEAN diawali saat dia menjadi pembicara di Kota Dunhuang beberapa waktu lalu.
Cerita Wakil Negara China dan ASEAN soal Konektivitas di Jalur SutraFoto: Noval Dhwinuari Antony-detikcom

Dia sempat bingung apa hubungan Jalur Sutra ini dengan materi yang akan disampaikannya pada forum tersebut. Namun akhirnya dia sadar bahwa Dunhuang menjadi awal pembangunan Jalur Sutra kota-kota antara China-ASEAN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan cuma itu, setelah sampai di sana saya menyadari Dunhuang ini merupakan awal masuknya agama Buddha di China," kata Korn Dabbaransi dalam sambutannya.

Konektivitas jalur sutra di antara kota China-ASEAN ini kini dirasakan manfaatnya oleh beberapa kota dalam pembangunan infrastruktur hingga ekonomi.

"One belt one road (satu sabuk satu jalan/ Jalur Sutra) ini meningkatkan kerjasama antar kota (di negara China-ASEAN) dalam meningkatkan koneksi dan kerjasama antar warga negara dalam bidang infrastruktur, keuangan, pariwisata, dan pembangunan ekonomi," ujar Wakil Gubernur Phnom Penh, Kamboja, NuonPharath dalam diskusi di acara tersebut.

Manfaat konektivitas dari Jalur Sutra tersebut juga sangat dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Pangkal Pinang sebagai salah satu wakil dari Indonesia. Salah satunya adalah pengembangan sistem smart city untuk pembangunan kota.
Cerita Wakil Negara China dan ASEAN soal Konektivitas di Jalur SutraFoto: Noval Dhwinuari Antony-detikcom

"Mau nggak mau kita harus beradaptasi dengan teknologi, menjual keramahtamahan, toleransi, dan memberdayakan orang-orang yang berbakat untuk Kota Pangkal Pinang," jelas Kepala Bappeda dan Litbang Kota Pangkal Pinang, Agus Suryadi.

"Teknologi kita lihat (Kota Nanning) sudah smart city, kota ini sangat toleransi dan menjadikannya kota yang tenang. Orang-orang berbakat di kota ini juga dipercaya pemerintah untuk membangun kota," sambungnya. (nvl/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads