Pertemuan itu dilakukan di sela-sela kegiatan '48th Pacific Leaders Forum', yang berlangsung pada 4-8 September 2017 di Apia, Samoa. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Dirjen Asia-Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya, didampingi Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Kawasan Pasifik Djauhari Oratmangun serta Tantowi Yahya.
"Peluang ini perlu kita tindak lanjuti untuk dua alasan. Pertama, perluasan pasar bagi beberapa produk Indonesia. Ini dikaitkan dengan keinginan kita untuk masuk di pasar-pasar nontradisional. Dan kedua, dalam rangka keterlibatan kita di Pasifik yang selama ini kurang kita garap secara serius," jelas Tantowi dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Sabtu (9/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam waktu dekat bekerja sama dengan UNDP, kita akan mendatangkan beberapa ahli masak dan ahli gizi dari Indonesia untuk berbagi pengetahuan tentang pembuatan aneka makanan dari bahan-bahan yang ada yang kaya gizi dan higienis," kata Tantowi.
![]() |
Samoa sebagai Pintu Masuk dan Hub
Secara kultural, kata Tantowi, rakyat Indonesia mempunyai kedekatan dengan masyarakat di Pasifik. Untuk itu, hal ini harus mampu dikapitalisasi dalam rangka mendekatkan Indonesia dengan mereka.
"Mereka selama ini seperti jauh di mata jauh pula di hati. Kita harus ubah menjadi dekat di mata dan dekat di hati. Ini bisa kita lakukan melalui beragam kerja sama, khususnya perdagangan dan budaya. Dalam konteks perdagangan, Samoa bisa kita jadikan sebagai pintu masuk sekaligus hub distribusi berbagai produk kita di Pasifik dari mulai bumbu, tekstil, furnitur, sampai dengan otomotif," katanya.
Tantowi mengatakan ada dua alasan kuat Samoa patut dijadikan hub (penghubung) oleh Indonesia. Pertama, sebelum 2022, Samoa akan terkoneksi secara digital dengan 18 negara di Pasifik. Sementara itu, sebelum 2020, Apia akan menjadi hub transportasi udara ke kawasan Pasifik.
"Kedua, saling pengertian yang sudah tercipta dan terbina selama ini," kata Tantowi.
Tantowi juga menjelaskan, dari hasil pembicaraan lebih lanjut dengan beberapa menteri Samoa, dapat disimpulkan Samoa bersedia menjadi pintu masuk dan hub perdagangan langsung Indonesia dengan negara-negara Pasifik.
"Saat ini mereka sangat membutuhkan para ahli teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kita untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang penggunaan TIK sebagai basis perdagangan, pemerintahan, dan demokrasi. Sebagai negara yang hidup dari pariwisata, pertanian, dan perikanan yang rentan terhadap perubahan iklim, Samoa dan negara-negara di Pasifik sangat membutuhkan bantuan kita dalam bidang ecotourism, pertanian, perikanan, dan perubahan iklim, termasuk di dalamnya penanganan sampah plastik di laut," jelas Tantowi. (jor/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini