Kebiasaan itu dilakukan Lukman selama 4 tahun terakhir sebagai Menag. Ditemui di kamarnya KUH Daerah Kerja (Daker) Madinah, Jumat (8/9/2017), Lukman mengaku lebih hommy (terasa seperti di rumah) tinggal di KUH. Pilihan itu memudahkan komunikasi dan koordinasi dengan petugas haji. KUH merupakan kantor sekaligus tempat tinggal petugas haji.
"Rapatnya kan kadang-kadang mendadak. Butuh keputusan cepat. Pas kalau tinggal di Daker," ungkap Lukman yang berkaos polo putih dan celana putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di Daker Mekah yang terdiri 5 lantai, Lukman menempati lantai satu. Fasilitasnya lebih minim dibanding di Madinah.
Menurut Lukman, jemaah haji layak menempati hotel lebih bagus daripada petugas. "Mindset harus diubah. Bukan petugas yang mendapat kamar bagus, tapi jemaah. Itulah prinsip melayani," kata pria kelahiran Jakarta 54 tahun lalu ini.
Lukman tinggal sendirian di kamar. Istrinya, Trisna Willy, tak pernah ikut mendampingi ke Tanah Suci. Dia melarang karena istrinya bukan petugas atau jemaah. Hal itu diterapkan kepada delegasi Amirul Hajj.
"Kuota haji itu untuk jemaah yang menunggu bertahun-tahun untuk berhaji. Tidak adil kalau kuota haji digunakan untuk orang yang bukan haknya," katanya.
Tak masalah bagi Lukman berangkat sendiri ke Tanah Suci. Dia mengaku sudah biasa mandiri. "Saya menerapkan prinsip kesetaraan dengan istri. Sejak menikah, saya tidak biasa dilayani. Dalam kondisi seperti ini, yang saya rasakan hanya rindu (keluarga). Itu tak tak bisa tergantikan dengan apapun," akunya.
Lukman berada di Tanah Suci selama hampir 3 minggu. Dia berangkat pada Minggu (20/8), kemudian memimpin puncak haji, dan bergeser ke Madinah pada Rabu (6/9). Setelah memastikan persiapan pergeseran jemaah gelombang kedua ke Madinah, Sabtu (9/9) besok, dia dan rombongan akan menuju Jeddah untuk bersiap kembali ke Tanah Air. (aik/aik)











































