Cerita Menag Lukman Pilih Nginap di Kantor Haji Daripada Hotel

Laporan dari Madinah

Cerita Menag Lukman Pilih Nginap di Kantor Haji Daripada Hotel

Triono Wahyu Sudibyo - detikNews
Sabtu, 09 Sep 2017 03:26 WIB
Foto: Triono Wahyu Sudibyo/detikcom
Madinah - Menteri Agama yang juga Amirul Hajj (pemimpin ibadah haji), Lukman Hakim Saifuddin, bisa menginap di mana saja selama penyelenggaraan haji. Hotel mewah misalnya, seperti dirasakan sebagian jemaah haji. Tapi Lukman memilih menempati kamar sederhana di Kantor Urusan Haji (KUH).

Kebiasaan itu dilakukan Lukman selama 4 tahun terakhir sebagai Menag. Ditemui di kamarnya KUH Daerah Kerja (Daker) Madinah, Jumat (8/9/2017), Lukman mengaku lebih hommy (terasa seperti di rumah) tinggal di KUH. Pilihan itu memudahkan komunikasi dan koordinasi dengan petugas haji. KUH merupakan kantor sekaligus tempat tinggal petugas haji.

"Rapatnya kan kadang-kadang mendadak. Butuh keputusan cepat. Pas kalau tinggal di Daker," ungkap Lukman yang berkaos polo putih dan celana putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Daker Madinah yang terdiri dari 4 lantai, Lukman menempati kamar di lantai satu. Kamar tersebut berukuran kurang lebih 3x4 meter. Di dalamnya hanya ada ranjang, kulkas kecil, penyejuk udara, dan televisi. Toiletnya sama dengan toilet di kamar lain.

Sementara di Daker Mekah yang terdiri 5 lantai, Lukman menempati lantai satu. Fasilitasnya lebih minim dibanding di Madinah.

Menurut Lukman, jemaah haji layak menempati hotel lebih bagus daripada petugas. "Mindset harus diubah. Bukan petugas yang mendapat kamar bagus, tapi jemaah. Itulah prinsip melayani," kata pria kelahiran Jakarta 54 tahun lalu ini.

Lukman tinggal sendirian di kamar. Istrinya, Trisna Willy, tak pernah ikut mendampingi ke Tanah Suci. Dia melarang karena istrinya bukan petugas atau jemaah. Hal itu diterapkan kepada delegasi Amirul Hajj.

"Kuota haji itu untuk jemaah yang menunggu bertahun-tahun untuk berhaji. Tidak adil kalau kuota haji digunakan untuk orang yang bukan haknya," katanya.

Tak masalah bagi Lukman berangkat sendiri ke Tanah Suci. Dia mengaku sudah biasa mandiri. "Saya menerapkan prinsip kesetaraan dengan istri. Sejak menikah, saya tidak biasa dilayani. Dalam kondisi seperti ini, yang saya rasakan hanya rindu (keluarga). Itu tak tak bisa tergantikan dengan apapun," akunya.

Lukman berada di Tanah Suci selama hampir 3 minggu. Dia berangkat pada Minggu (20/8), kemudian memimpin puncak haji, dan bergeser ke Madinah pada Rabu (6/9). Setelah memastikan persiapan pergeseran jemaah gelombang kedua ke Madinah, Sabtu (9/9) besok, dia dan rombongan akan menuju Jeddah untuk bersiap kembali ke Tanah Air. (aik/aik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads