Menag dan rombongan bertolak dari Kantor Urusan Haji (KUH) Daerah Kerja (Daker) Madinah sekitar pukul 16.10 Waktu Arab Saudi, Jumat (8/9/2017). Lokasi pertama yang dicek adalah PT Al Andalus, perusahaan katering yang 10 musim melayani jemaah Indonesia. Perusahaan yang mendapat jatah 26 ribu porsi ini mempekerjakan tukang masak dari Indonesia. Ada yang baru 1 tahun bekerja, ada yang sudah 9 tahun.
Menag mendapat penjelasan alur memasak hingga distribusi. "Apa usulan Anda terkait pelayanan ke jemaah?" tanya Menag ke pekerja,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Istimewa |
Menag mengangguk dan mengatakan persoalan jemaah dalam satu yang terpencar di beberapa hotel memang jadi masalah. Ini merupakan imbas dari sistem sewa blocking time, bukan satu musim. Ia berharap hal itu terselesaikan tahun depan.
Dari katering, Menag bergeser ke hotel di dekat Masjid Nabawi. Situasi hotel tampak ramai. Ternyata jemaah haji dari Sudan baru saja datang. Teras hotel penuh dengan barang-barang jemaah.
Menag sebenarnya ingin mengecek kamar, tapi urung dilakukan sebab kamar terisi tamu. Alhasil, tak sampai 15 menit, rombongan meninggalkan hotel dan beringsut ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).Di KKHI, rombongan diterima 3 dokter. Dokter dan perawat lain masih berada di Mekah dan Sabtu (9/9) besok baru bergeser ke Madinah.
"Katering, hotel, dan klinik, saya rasa sudah siap, sudah baik. Tadi ada usulan penambahan tim medis. Kami ajukan dulu (ke DPR) untuk penambahan kuota petugas. Kalau disetujui, maka petugas tim medis akan jadi prioritas," urai Menag sebelum meninggalkan KKHI.
Pergeseran jemaah dari Mekah ke Madinah akan dimulai pada Selasa (12/9). Mereka akan berada di Madinah selama 8-9 hari untuk beribadah arbain (salat 5 waktu 40 kali tanpa putus di Masjid Nabawi), selanjutnya akan pulang ke Tanah Air. (aik/ams)












































Foto: Istimewa