Rapat digelar di lantai 4 Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia Daker Madinah, Kamis (7/9/2017). Selain Kadaker Madinah Amin Handoyo dan kepala seksi layanan, rapat diikuti Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan delegasi Amirul Hajj.
Dalam rapat mencuat beberapa hal, terutama terkait perbedaan layanan untuk jemaah di Mekah dan Madinah. Pihak Daker Madinah menyampaikan masalah dan situasi dalam melayani jemaah gelombang pertama, antara Jumat (28/7) hingga Minggu (20/8), sedangkan Amirul Hajj memberikan masukan,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Triono Wahyu Sudibyo/detikcom |
"Itu (katering basi) jadi pelajaran berharga. Nah kali ini, petugas harus meyakinkan betul makanan yang disajikan memadai," kata Menag, Kamis (7/9/2017).
Makanan yang disajikan PT Bahar Harr untuk 3.400-an jemaah di Madinah sempat basi. Makanan basi diketahui petugas layanan katering, kemudian batal didistribusikan. PT Bahar Harr menggantinya dengan makanan baru. Jadwal makan jemaah akhirnya molor akibat kejadian tersebut.
Baca juga: 391 Haji Asal Sumut Sudah Tiba di Tanah Air |
Soal pecah kloter atau jemaah satu kloter yang tak dapat ditempatkan dalam satu hotel, Menag menjelaskan hal itu tidak terelakkan. Karena kapasitas hotel dan jumlah tiap kloter berbeda. Jika di Mekah, hal ini bisa teratasi dengan menempatkan jemaah di hotel terdekat. Namun di Madinah sulit karena hotel tidak disewa satu musim penuh. Jadi kadang jemaah ditempatkan di hotel yang jauh dari kloternya.
"Sewa satu musim penuh untuk di Madinah jadi pertimbangan dilakukan tahun depan," jelas Menag.
Jemaah gelombang kedua digeser dari Mekah ke Madinah mulai Selasa (12/9). Mereka diangkut menggunakan bus dan ditempatkan di hotel sekitar Masjid Nabawi. Setelah 8-9 hari, para jemaah akan dipulangkan ke Tanah Air. (try/rna)












































Foto: Triono Wahyu Sudibyo/detikcom