Oleh Sayyid Alawi, Khofifah dihadiahi potongan kiswah Ka'bah yang notabene adalah peninggalan Ayahanda Sayyid Abbas. Khofifah datang ditemani Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, Jawa Timur.
Dalam kunjungan tersebut, Khofifah terlibat pembicaraan tentang perkembangan Islam di Indonesia. Sayyid Alawi menanyakan kondisi kekinian Nahdlatul Ulama juga Muslimat NU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beliau juga meminta bangsa Indonesia untuk mewaspadai kekuatan sosialis kapitalis yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," kata Khofifah dalam keterangannya, Rabu (6/9/2017).
Khofifah dan Sayyid Alawi juga memperbincangkan aksi kekerasan terhadap kaum muslim yang terjadi di Rakhine State, Myanmar. Menurut keduanya, aksi tersebut tidak bisa terus dibiarkan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus mengambil tindakan tegas terhadap pemerintahan Myanmar.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga meminta Sayyid Alawi untuk mendoakan Bangsa Indonesia agar senantiasa aman, tenteram dan damai. Juga dijauhkan dari berbagai ancaman radikalisme dan terorisme yang merongrong persatuan dan kesatuan bangsa akhir-akhir ini.
"Sayyid Alawi ditemani sang kakak Sayyid Hisyam serta merta langsung memanggil beberapa santri dan meminta mereka bersama-sama membaca sholawat nabi diikuti membaca burdah lalu ditutup do'a," cerita Khofifah.
Khofifah mengungkapkan, kunjungannya ke kediaman Sayyid Alawi merupakan kunjungan balasan. Khofifah sendiri mengaku cukup kenal baik dengan ayahanda Sayyid Alwi yaitu Sayyid Abbas Al Alawi Al Maliki Al Hasani.
Ulama terkemuka di Makkah tersebut dinilai memiliki pemikiran yang sangat moderat dengan jumlah santri yang banyak di Indonesia. (fjp/fjp)











































