Aksi Bela Rohingya, Wiranto: Tidak Boleh Emosi, Harus Bijak

Aksi Bela Rohingya, Wiranto: Tidak Boleh Emosi, Harus Bijak

Azzahrah Nabilla Erdiana - detikNews
Selasa, 05 Sep 2017 14:08 WIB
Menko Polhukam Wiranto/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Menko Polhukam Wiranto meminta agar aksi solidaritas Rohingya dilakukan sesuai aturan. Aksi yang menonjolkan sisi emosional malah merugikan.

"Di sini teriak-teriak semua, harus ini itu. Ada pemerintahan kita dan amanatnya bebas aktif ikut dalam ketertiban dunia. Pasti ada tindakan, tapi tidak boleh gegabah," kata
Wiranto saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Tarumanegara, Jl Letjen S Parman, Jakarta Barat, Selasa (5/9/2017)

Pemerintah ditegaskan Wiranto merespons cepat tragedi kemanusiaan di Myanmar terhadap etnis Rohingya. Karenanya tuntutan mengusir duta besar Myanmar di RI tidak tepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak boleh emosi, tarik dubes, usir dubes. Kalau tarik dubes, tidak ada hubungan diplomatik, nanti mau mengirimkan bantuan pakai apa? Padahal dibutuhkan bantuan untuk pengungsi di Rohingya. Harus cerdas, bijak, jangan emosi," tuturnya.

Menurut Wiranto pemerintah sudah aktif terlibat membantu menangani persoalan kemanusiaan di Myanmar.

"Masyarakat jangan menjelek-jelekkan bangsa sendiri dengan permasalahan di luar negeri dan sebagainya," sambungnya.

Presiden Joko Widodo mengutus Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi ke Myanmar. Retno sudah bertemu dengan pimpinan Myanmar, Aung San Suu Kyi. Ada empat hal yang dibahas dalam pertemuan itu terkait krisis kemanusiaan yang dialami warga Rohingya di Rakhine.

Keempat hal yang disampaikan Retno ke Suu Kyi yakni mengembalikan stabilitas dan keamanan, menahan diri secara maksimal, tidak menggunakan kekerasan, serta perlindungan kepada semua orang di Rakhine State tanpa memandang suku dan agama.


(fdn/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads