Kasus e-KTP, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Penuhi Panggilan KPK

Kasus e-KTP, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Penuhi Panggilan KPK

Faiq Hidayat - detikNews
Selasa, 05 Sep 2017 13:26 WIB
Foto: Ganjar Pranowo penuhi panggilan KPK/Faieq Hidayat
Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memenuhi panggilan penyidik KPK sebagai saksi kasus korupsi proyek e-KTP. Ganjar akan diperiksa untuk tersangka Ketua DPR Setya Novanto.

Pantauan detikcom di lokasi. Ganjar tiba di Gedung KPK sekitar pukul 13.07 WIB. Ganjar yang mengenakan kemeja berwarna coklat langsung menuju ruang tunggu tamu.

Ganjar enggan berkomentar mengenai pemeriksaannya untuk Setya Novanto. Namun ia akan menjawab pertanyaan dari penyidik KPK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti saja ya, tergantung pertanyaan penyidik," kata Ganjar sebelum pemeriksaan di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Sebelumnya, KPK memanggil 7 orang saksi dalam kasus korupsi proyek e-KTP pada hari ini. Mereka rencananya akan diperiksa terkait tersangka Ketua DPR Setya Novanto.

"Iya mereka dipanggil terkait tersangka SN (Setya Novanto)," ujar Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan.

Tujuh orang saksi tersebut yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, karyawan swasta Made Oka Masagung dan Steven Tirtawidjaja. Saksi lain, anggota DPR Arif Wibowo, ibu rumah tangga Ratna Sari Lubis, swasta Santoso Kartono dan wiraswasta Karna Brata Lesmana. Tujuh saksi tersebut yang baru hadir yakni Ganjar dan Arif Wibowo.

Dalam kasus ini, Arif Wibowo disebut menerima uang USD 108.000 dan Ganjar Pranowo menerima uang USD 520.000. Namun kedua dalam pemeriksaan sebelumnya pernah membantah tak menerima uang tersebut.

Sementara itu, Novanto ditetapkan sebagai tersangka keempat dalam pusaran kasus e-KTP. Ia diduga berperan dalam proses perencanaan, pembahasan anggaran, hingga pengadaan barang dan jasa melalui tersangka lain Andi Agustinus dan Andi Narogong.

Saat proyek bergulir, Novanto menjabat ketua Fraksi Golkar di DPR. Megaproyek pengadaan e-KTP disebut merugikan negara Rp 2,3 triliun dari total nilai proyek sekitar Rp 5,9 triliun. (fai/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads