Dalam kesempatan itu, Andri menyatakan berkeberatan atas pembantaian yang terjadi terhadap etnis Rohingya. Dia meminta pihak Kedutaan Besar angkat kaki dari Indonesia untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam negaranya.
"Sebagai negara demokrasi, saya kira Indonesia sangat keberatan kalau ada sosok Kedubes yang representasi dari negara yang sedang melakukan pembantaian terhadap sebuah etnis. Jadi kami persilakan kalau saja pihak Kedubes ini pulang dulu, selesaikan, baru kembali lagi," kata Andri saat ditemui seusai keluar dari Kedutaan Besar, Senin (4/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya seperti itu. Kedua, dalam hal ini semua negara harus belajar tentang toleransi kepada Indonesia. Myanmar harus belajar dari Indonesia," kata Andri.
Andri mengaku, dengan adanya tiga aksi dalam sehari, pihak Kedubes menjanjikan ada perubahan. Perubahan tersebut dijanjikan Kedubes Myanmar, bahwa permasalahan Rohingya akan selesai dalam waktu paling tidak dalam waktu dekat.
"Mereka berjanji beberapa hari ke depan, mohon ditunggu akan ada perbaikan, kami akan sampaikan ini secara terbuka," ucap Andri.
Dalam sehari, Kedutaan Besar Myanmar didatangi tiga kelompok massa aksi. Pertama dari Sahabat Muslim Rohingya yang mayoritas pesertanya adalah wanita, selanjutnya ada Barisan Muda PAN yang sempat melakukan aksi selama hampir satu jam, dan terakhir dari Hima Persis, yang ditemui oleh perwakilan dari Kedubes Myanmar. (rvk/rvk)











































