"Semua Johar baru, Kampung Rawa termasuk Galur semuanya (tempat tawuran). Nggak usah sekarang (narkoba) dari dulu kampungnya narkoba," kata Maruhum saat ditemui di Jalan Kampung Rawa Selatan Buntu, Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu kan zaman engkong opium, ganja. Zaman sekarang saja, kalau kamu bilang narkoba, bilang saja lumbungnya politik, ini kan asetnya politik kan," jelasnya.
"Gimana nggak bisa disusupi, yang jelas rata-rata yang ditangkap memang pakai (narkoba), rata-rata yang saya tangkap saja kok," sambungnya.
Namun, Maruhum juga bingung mengapa tawuran pada Hari Raya Idul Adha (1/9) lalu, tepat lokasinya di depan rumah pak RW. Menurutnya tidak ada masalah yang spesifik sehingga rumit ditemukan solusi.
"Di sini aman, di sana aman, ngapain perang depan rumah RW, apa RW-nya pelit, apa RW-nya apa. Kalau kita ribut ada masalah ada solusi, ini kena semuanya, emak-emaknya keluar, aduh kena gas air mata. Kita nggak tahu di mana tawurannya, ternyata bukan yang tawuran jadi masyarakat trauma," tuturnya.
Selain itu, seorang warga RT 03/07 Kampung Rawa, Dodi mengatakan tawuran (1/9) lalu terjadi dua kali. Pertama terjadi sebelum salat Idul Adha dan kedua saat sore hari.
"Lokasi di sini baru kemarin doang hari Jumat, dua kali, yang gede baru kali ini doang sampai ada yang rusak, RW 07. Tawuran pas lagi aktivitas, pokoknya lagi gini aja lagi nyantai tau-tau tawuran, paling dari anak-anak dulu (masalahnya). Penyebabnya ceng-cengan, di luar itu mungkin ada tapi nggak tahu apa," ucap Dodi saat ditemui.
(cim/rvk)











































