"Ya masih diselidiki, masih didalami," kata Suyudi saat dihubungi detikcom, Senin (4/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya tidak menutup kemungkinan bisa saja terjadi. Tapi pada prinsipnya semua perlu dibuktikan, perlu pembuktian," jelas Suyudi.
"Kalau sementara ini, selama saya di sini (menjabat) belum ditemukan, dari bulan Maret ini, belum. Kalau ditanya ada unsur narkoba, balik lagi kepada pembuktian," sambungnya.
Menurut Suyudi tawuran masuk dalam aspek kekerasan, sehingga pihak kepolisian tentu mengedepankan aspek penanganan terlebih dahulu. Bila benar narkoba menjadi alasan terjadinya tawuran, pihak polisi akan menyelidiki.
"Ya semua itu harus didalami. Kita pada prinsipnya melakukan langkah antisipasi, kalau masih melakukan tawuran langsung ditindak tegas," ujarnya.
Suyudi mengatakan penindakan tegas kepada pelaku tawuran bisa berupa tembak di tempat. Hal ini dilakukan secara terukur dalam keadaan mendesak.
"Tindakan tegas secara terukur apabila keadaan mendesak, apabila jiwa petugas terancam, karena membawa ajaran atau senjata api. Kita boleh melakukan tindakan tegas kita tidak boleh ragu," tuturnya.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyesalkan terjadinya tawuran warga di Johar Baru, Jakarta Pusat. Djarot mencurigai hal tersebut digunakan sebagai modus masuknya narkoba.
"Persoalan ini saya selalu mencurigai ya, tawuran ini modusnya bukan sekadar tawuran. Tapi ada provokasi entah dari siapa. Yang di masa lalu, mudah mudahan nggak terjadi di masa sekarang. Dengan adanya tawuran, narkoba masuk. Ada tawuran, narkoba masuk," kata Djarot di Balai Kota. (cim/rvk)