"Persoalan ini saya selalu mencurigai ya, tawuran ini modusnya bukan sekadar tawuran. Tapi ada provokasi entah dari siapa. Yang di masa lalu, mudah mudahan nggak terjadi di masa sekarang. Dengan adanya tawuran, narkoba masuk. Ada tawuran, narkoba masuk," kata Djarot di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot mengaku pernah mendapatkan laporan mengenai peredaran narkoba saat meninjau tawuran di wilayah Manggarai. Dia khawatir hal tersebut juga terjadi pada warga di Johar Baru.
"Saya sudah beberapa kali ke Jalan Tambak. Mereka cerita dulu kan selalu ya Tambak sama Manggarai. Mereka bilang, begitu ada tawuran, barang masuk. Ini juga dikaji. Apa akar persoalannya," paparnya.
Sebelumnya, tawuran warga itu terjadi di Jalan Kampung Rawa Selatan Buntu, Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, pada Idul Adha, Jumat (1/9/2017), sekitar pukul 16.00 WIB. Tawuran melibatkan RW 04 dan RW 07 Kelurahan Kampung Rawa.
Dalam tawuran ini, polisi menetapkan 10 tersangka, yang terdiri atas 9 laki-laki dan 1 perempuan. Mereka ialah Jaeni Dahlan (26), Sunahendra (26), Muhammad Ridwan (24), Hendri Mahendra (19), Zulkarnaini (44), Dadang Suhendang (47), Dicky Susanto (19), Ahmad Riyanto (24), Asri Handayani (18), Faktur Riski (12).
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Suyudi Ario Seto mengancam untuk tidak segan menembak pelaku tawuran di Johar Baru, Jakarta Pusat. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi karena kasus tawuran kerap terjadi di Johar Baru.
"Untuk itu, kita akan melakukan penyidikan dan melakukan tindakan tegas. Saya sudah perintahkan, kalau membahayakan, tembak di tempat. Saya sudah perintahkan," kata Suyudi di Jalan Kampung Rawa Selatan Buntu, Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, Minggu (3/9). (fdu/rvk)