Sejauh ini dilaporkan sekitar 58.600 warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh, demi menghindari konflik yang kembali pecah di Rakhine, sejak pekan lalu. Konflik itu dipicu oleh bentrokan militer Myanmar dengan kelompok militan lokal yang bernama Pasukan Penyelamat Arakan Rohingya (ARSA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum bertemu dengan Suu Kyi hari ini di Naypyidaw, Retno akan mengadakan pertemuan dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar. Pada pertemuan itu, Retno akan menekankan isu keamanan dan stabilitas di Rakhine.
Setelah itu, Retno juga dijadwalkan bertemu dengan State Counsellor Daw Aung San Suu Kyi yang juga sekaligus pimpinan Myanmar. Retno akan menyampaikan sejumlah usulan dari pemerintah Indonesia terkait perlindungan bagi semua warga yang ada di Rakhine.
"Indonesia akan menyampaikan beberapa proposal, dan di antaranya melakukan proteksi kepada semua warga yang tinggal di Rakhine State," kata Retno, Senin (4/9/2017).
Retno berencana menemui sejumlah menteri pemerintahan Myanmar. Dia akan membahas secara detail mengenai bantuan kemanusiaan yang akan diberikan oleh Indonesia terhadap etnis Rohingya dalam pertemuan tersebut.
"Saya akan melakukan pertemuan dengan National Security Advisor, dengan Menteri Luar Negeri, juga dengan menteri pada kantor presiden, di mana saya akan membahas secara detail proposal yang disampaikan oleh Indonesia, termasuk bagaimana Indonesia akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada Rakhine State," jelasnya.
Tak hanya mendatangi Myanmar, Indonesia melakukan sejumlah upaya untuk membantu etnis Rohingya. Menlu bahkan sudah berkomunikasi dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres membahas krisis kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar.
Retno dan Guterres membahas Rohingya melalui sambungan telepon, Jumat (1/9/2017) malam. Keduanya berbicara selama 16 menit. Guterres berharap RI melanjutkan perannya dalam penyelesaian masalah di Rakhine itu.
![]() |
"Sekjen PBB mengapresiasi peran Indonesia dan mengharapkan Indonesia melanjutkan perannya dalam membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine State," terang Retno sebelumnya.
Retno dan Guterres menyampaikan keprihatinan atas situasi kemanusiaan yang terjadi. Retno menyampaikan seruan Indonesia agar semua kekerasan dihentikan. Proteksi harus diberikan kepada seluruh umat.
"Saya dan Sekjen PBB mendukung laporan (mantan Sekjen PBB) Kofi Annan dan berharap agar rekomendasi Annan dapat diimplementasikan," ujarnya.
Tak hanya itu, konflik kemanusiaan di Myanmar juga menjadi sorotan di tingkat parlemen. Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menyatakan pihaknya akan membawa masalah di Rakhine pada forum parlemen dunia.
"Rabu DPR akan terbang ke Bali untuk World Parliamentary Forum, diikuti 47 negara. Myanmar juga hadir. Di situ DPR akan gunakan diplomasi parlemen untuk bawa rekomendasi DPR yang diawali dari sikap fraksi di rapat paripurna itu," tutur Taufik, Senin (4/9).
Salah satu rekomendasi yang akan disampaikan DPR adalah pencabutan Hadiah Nobel Suu Kyi. Sebab, Suu Kyi, yang mendapat Nobel Perdamaian, terkesan abai dan melakukan pembiaran akan kekerasan terhadap etnis Rohingya.
Suu Kyi memang bukan Presiden Myanmar. Namun secara de facto dia adalah pemimpin di Myanmar. Suu Kyi di Myanmar menjabat untuk sejumlah posisi penting, seperti Menteri Luar Negeri, Menteri Kantor Presiden, Menteri Tenaga Listrik dan Energi, serta Menteri Pendidikan. Dia juga merupakan State Counsellor Myanmar.
Selain ke Myanmar, Menlu Retno juga akan terbang ke Bangladesh. Keberangkatan Retno ke Bangladesh untuk menyiapkan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi dari etnis Rohingya yang sudah berada di negara tersebut.
"Kita harapkan minggu ini kita kirimkan bantuan makanan dan obat-obatan. Kita berharap kekerasan dan krisis kemanusiaan ini harus segera disingkirkan," tegas Jokowi, Minggu (3/9). (elz/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini