Tewasnya suporter sepak bola di Indonesia memiliki beberapa penyebab. Salah satu kasus yang kerap terjadi ialah disebabkan pengeroyokan. Berikut beberapa kasus tewasnya suporter sepak bola Indonesia:
1. Catur Juliantono, Suporter Timnas yang Tewas Terkena Petasan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Catur Juliantono (32) tewas terkena ledakan petasan usai menonton laga uji coba Indonesia melawan Fiji di Stadion Patriot Bekasi. Ia mengalami luka parah karena petasan tersebut meledak tak jauh dari wajahnya.
Usai peristiwa tersebut, korban sempat dilarikan petugas medis ke RS Mitra Keluarga, Bekasi Barat. Tapi saat tiba di rumah sakit sekitar pukul 18.20 WIB, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. Julianto dikenal sebagai pecinta Timnas Indonesia.
2. Ricko Andrean, Bobotoh Persib yang Jadi Korban Salah Sasaran
![]() |
Pada Juli 2017, suporter Persib Bandung, Ricko Andrean tewas setelah menjadi korban salah sasaran. Dia tewas dikeroyok karena dianggap sebagai suporter Persija Jakarta atau Jakmania.
Peristiwa itu terjadi saat laga Persib melawan Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Sabtu (22/7) lalu. Pada laga tersebut skor berakhir imbang 1-1.
Polisi menyebut Ricko berusaha menyelamatkan suporter yang tengah menjadi korban pengeroyokan. Tapi upaya tersebut malah menjadikan Ricko sebagai korban. Ia tewas pada Kamis (27/7) sekitar pukul 10.30 WIB saat dalam perawatan di RS Santo Yusup selama lima malam.
Menurut keluarga, Ricko sangat mencintai Persib Bandung. Hampir setiap pertandingan 'Maung Bandung' Ricko selalu menyempatkan hadir untuk memberikan dukungan secara langsung kepada tim kebanggaannya.
3. Nanda, Suporter yang Tewas Dikeroyok di Temanggung
Beberapa hari sebelumnya, peristiwa bentrokan suporter sepak bola yang menyebabkan seorang warga tewas di Temanggung masih didalami kepolisian. Sebanyak dua orang ditetapkan sebagai tersangka. Pelaku lainnya masih dalam pengejaran.
Nanda, seorang warga Secang, Kabupaten Magelang tewas karena dikeroyok. Para pelaku berbuat keji dengan memukuli korban menggunakan pipa peralon yang dipasangi paku.
Peristiwa itu terjadi hari Minggu (23/7) dini hari lalu di ruas Jalan Temanggung-Magelang tepatnya di Kecamatan Kranggan. Korban tewas tewas tersebut merupakan seorang petani cabai.
4. Agen Astrava, Jakmania yang Tewas Diadang Oknum
Mundur ke Mei 2017, seorang suporter Persija, Agen Astrava tewas karena diadang di daerah Bulak Kapal arah menuju Cikarang oleh oknum suporter yang tak teridentifikasi. Ketika itu Astrava tengah menuju rumahnya usai menonton pertandingan melawan Bali United pada Minggu (21/5).
Save Our Soccer #SOS mencatat Astrava tercatat sebagai tumbal ke-55 kekerasan di sepak bola Indonesia. Peristiwa ini dicatat sejak Suhermansyah, Bonekmania, yang tewas pada 28 Januari 1995 setelah terimpit dan terinjak usai menyaksikan laga PSIM melawan Persebaya.
Astrava juga tercatat sebagai Jakmania kelima yang tewas usai mendukung timnya. Di tahun 2008, ada Fathul Mulyadin yang meninggal usai menyaksikan Persija melawan Persipura.
5. Fahreza Tewas Usai Laga Persija vs Persela
Foto: @JakOnline |
Lalu, M. Fahreza kehilangan nyawa usai laga Persija vs Persela pada 2016. Setelah itu, Gilang dan Harun Al Rasyid Lestaluhu alias Ambon yang tewas usai menyaksikan laga Persija vs Persib di Stadion Manahan pada 6 November 2016. Ketika itu, ada korban lain yang alami luka-luka yakni Sanudin (56) yang mengalami luka robek pada hidung, Bahrun (37) luka robek pada kepala, dan Muzaki (18) luka robek pada bagian kepala.
5. Rangga Cipta, Bobotoh yang Tewas di GBK
Peristiwa yang disebabkan pengeroyokan terjadi juga pada tahun 2012. Keluarga besar pendukung Persib, kehilangan anggota terbaiknya Rangga Cipta Nugraha (22).
Rangga menjadi korban kebrutalan oknum suporter usai laga Persija Jakarta Vs Persib Bandung, di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (27/5/2012) silam. Kesedihan begitu dirasakan dan menjadi sorotan demi terciptanya perdamaian di sepak bola Indonesia saat itu.
Grafik data kematian suporter Indonesia Foto: ist (SOS) |
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali meminta pihak terkait menangani serius hal ini. Menurutnya sepak bola terlalu mahal bila harus dibayar nyawa.
"Ini tidak bisa dianggap remeh atau disebut sebagai kecelakaan sepakbola. Ini harus ditangani secara serius pihak-pihak terkait. Terlalu mahal sepak bola harus dibayar dengan nyawa," kata koordinator SOS, Akmal Marhali, dalam rilis yang diterima detikSport, Senin (29/6). (jbr/imk)














































Foto: @JakOnline
Grafik data kematian suporter Indonesia Foto: ist (SOS)