Idul Adha di Bali tidak berbeda dengan provinsi lainnya, ada kurban kambing dan sapi. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Prof I Gusti Ngurah Sudiana mengisahkan sejarah bagaimana hewan suci umat Hindu, sapi, bisa dikurbankan di Pulau Dewata.
"Kalau dilihat dari sejarahnya, Idul Adha di Bali itu kan sejak Kerajaan Klungkung membuat satuan tentara dari pulau lain dan masuklah Islam. Ketika Idul Adha, Raja Klungkung memberikan sapi kepada saudara-saudara muslim saat itu," kata Prof Sudiana kepada detikcom, Kamis (31/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian dilanjutkan oleh Raja Karangasem juga memberikan sumbangan sapi. Raja-raja yang lain kemudian mengikuti hingga saat ini masih dilakukan," ujar Prof Sudiana.
Tradisi berkurban dari para Raja di Bali itu ternyata diperlihara hingga saat ini oleh gubernur, bupati hingga keturunan raja-raja tersebut. Sampai-sampai Idul Adha dulu disebut upacara Galungan Islam, yang arti galungan sendiri adalah kemenangan.
"Masih dijalankan sampai sekarang dan ditambah Gubernur, Bupati, anggota dewan, dan pribadi, ikut mengurbankan kambing dan sapi. Idul adha itu dilihat masyarakat Bali seperti galungan, kan di Karangasem ada istilah Galungan Islam dan Galungan Hindu," ucap Prof Sudiana.
Keturunan tentara muslim yang membantu kerajaan di Bali tersebut kini tinggal di Kepaon, Denpasar, Bali. Wilayah yang dikenal dengan nama Kampung Muslim itu selalu merayakan Idul Adha secara meriah dengan takbir keliling kampung. (fay/fjp)