"Sedang dalam pendalaman dikaitkan dengan Saracen, apakah ada keterkaitan atau tidak," kata Kapolrestabes Medan Kombes Sandi Nugroho di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/8/2017).
Sandi mengatakan pola Ringgo sama dengan pola sindikat Saracen, yakni memalsukan KTP. Ia mengatakan KTP yang palsu itu dapat diedit sehingga bisa dipublikasikan beraksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi masih melakukan uji forensik agar dapat mengetahui keterkaitan Ringgo dengan sindikat Saracen. Sebab, Ringgo dinilai ahli IT sebagai pihak yang mampu menghapus file secara permanen.
"Kita bekerja sama dengan Bareskrim maupun dengan Puslabfor untuk bisa mendapatkan data update yang ada di dalam komputer itu. Karena banyak teknologi yang sudah dikuasai oleh Ringgo, untuk bisa menghapus file-file yang ada di sana dan file yang dihapus biasanya bisa ditarik. Namun ini ada strategi dari Ringgo untuk bisa menghilangkan secara permanen," ujarnya.
Sandi menyebut masih mendalami motif Ringgo apakah karena ekonomi, seperti Saracen, atau tidak. Namun Sandi mengatakan ada yang aneh dari pengakuan Ringgo.
"Dia hanya menyampaikan di dalam BAP-nya ketidakpuasan terhadap pemerintah dan masih banyak kejanggalan yang masih kita perlu dalami. Ini sedang kita mau cari, mau kita usut tuntas," kata Sandi.
Polisi juga telah menanyai Ringgo apakah mengenal pelaku Sracen. Ringgo mengaku tidak mengenal.
"Sudah kita tanyakan, dia (Ringgo) merasa tidak kenal dan dia juga jawab baru melaksanakan kegiatan baru sekali," ujarnya. (yld/idh)











































