Sabtu (15/7/2017), detikcom mengunjungi Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Di Pasar Entikong, penggunaan mata uang Ringgit Malaysia di teritorial Indonesia telah lazim digunakan.
Kami menemui Ringgit pecahan 1,5,20, juga 50. Orang-orang Malaysia sering berbelanja ke sini, utamanya pada Sabtu dan Minggu. Ini dikatakan oleh Slamet Deni (48), pedagang sayur-mayur di sini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupiah di tangan kanan, Ringgit di tangan kiri. Foto: Rachman Haryanto/detikcom |
Istri Deni, yakni Daira (48) menunjukkan uang-uang Ringgit yang dia miliki. Konon orang-orang Malaysia suka belanja hasil bumi Indonesia karena masih relatif bebas dari pupuk kimia ketimbang hasil bumi dari negaranya.
"Hasil di sini memang murni, nggak pakai pupuk kimia. Paling pupuk kandang," kata Deni yang mendatangkan barang dagangannya dari Balai Karangan Kecamatan Sekayam, sebagian bahkan dari kebunnya sendiri. Ada timun, kentang, bawang bombay, labu, jahe, jengkol, dan lain sebagainya.
Para pedagang di sini juga menjual sebagian sayur-mayur yang didatangkan dari Malaysia, menurut pengakuan mereka, harganya lebih murah ketimbang sayur-mayur dari Indonesia. Misalnya wortel, kol, dan kentang. Namun kata mereka, orang Malaysia datang berbelanja ke sini karena harganya murah.
"Tapi ada juga orang Malaysia yang beli banyak sayur-mayur dari petani di sini, minta turun harga. Mereka akan menjualnya lagi di Malaysia," kata seorang pedagang bernama Verawati (32).
Ringgit juga lazim digunakan di Pasar Entikong. Foto: Rachman Haryanto |
Duit ringgit dia tunjukkan. Kebanyakan yang dipakai adalah 1 Ringgit, 10 Ringgit, dan 20 Ringgit. Duit ini bisa digunakan bila ada pembeli dari Malaysia yang butuh kembalian dalam bentuk mata uang ini.
Kami melintasi batas negara menuju kawasan Tebedu, daerah Serian, Negara Bagian Sarawak Malaysia. Sekitar 10 menit dari perbatasan, terdapat kompleks pertokoan yang biasa digunakan orang Indonesia untuk membeli barang-barang atau sekadar mencari cinderamata.
Pertokoan di Tebedu. Foto: Kurnia Yustiana/detikcom |
Kami berhenti di salah satu toko saat pukul empat sore. Sayang sekali, toko itu sudah tutup. Namun kompleks pertokoan selanjutnya masih buka. Tulisan di gedung terbaca 'Guan Tan Company'. Di salah satu toko di sini, banyak dijual produk-produk kemasan, seperti supermarket pada umumnya. Di antara produk-produk Malaysia dan negara lain, ada pula produk mi instan asal Indonesia, lebih dari satu merek.
Makanan, minuman, cokelat, es krim, semua ada di sini. Ada es krim bermerek produk cokelat yang jarang ditemui di Indonesia, misalnya es krim Kit Kat atau Milo. Bila ingin cari suvenir, di sini dijual gantungan kunci atau kaus.
Barang-barang Malaysia yang dijual di Pasar Entikong. Foto: Rachman Haryanto |
Bagaimana membayarnya? Bagi pengunjung dari Indonesia, jangan ragu-ragu untuk menggunakan Rupiah. Teman saya membayar menggunakan Rupiah, namun dia mendapat uang kembalian berupa Ringgit.
Simak terus cerita-cerita dari kawasan terdepan Indonesia di Tapal Batas detikcom. (dnu/tor)












































Rupiah di tangan kanan, Ringgit di tangan kiri. Foto: Rachman Haryanto/detikcom
Ringgit juga lazim digunakan di Pasar Entikong. Foto: Rachman Haryanto
Pertokoan di Tebedu. Foto: Kurnia Yustiana/detikcom
Barang-barang Malaysia yang dijual di Pasar Entikong. Foto: Rachman Haryanto