Rusuh di Kantor DPRD Luwuk Banggai, 18 Orang Ditangkap

Rusuh di Kantor DPRD Luwuk Banggai, 18 Orang Ditangkap

Audrey Santoso - detikNews
Selasa, 29 Agu 2017 00:45 WIB
Kerusuhan di Luwuk BInggai (Foto: screenshot YouTube)
Jakarta - Bentrok antara warga dan polisi terjadi di kantor DPRD Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah, menjelang sore tadi. Setelah mengamankan situasi, polisi bersama TNI mengamankan 18 orang yang diduga terlibat bentrokan tersebut.

"Dari penindakan yang dilakukan petugas gabungan Polri-TNI, telah diamankan sampai saat ini 18 orang," kata Kabag Penerangan Umum Divisi Humas Polri Martinus Sitompul dalam rilisnya, Senin (28/8/2017) malam.

Dari 18 orang tersebut, 8 orang diduga melakukan perusakan, 8 orang membawa senjata tajam, dan 2 orang diduga melakukan pelemparan kepada aparat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara itu, korban dari Polri satu personel dengan luka terkena lemparan pada kaki. Korban dari masyarakat lima orang dan dirawat di RSUD Banggai," jelas Martinus.

Polisi juga mengamankan 4 anak busur panah, 10 badik, dan 17 unit sepeda motor. Martinus menyampaikan kondisi terakhir para korban luka sudah dipulangkan setelah sempat dirawat.

"Baik personel Polri maupun masyarakat yang terluka sudah dapat dipulangkan setelah dirawat di RSUD Banggai," ucap mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini.





Awal kerusuhan tersebut, kata Martinus, adalah konflik horizontal yang berkembang di masyarakat setempat. Konflik tersebut melibatkan masyarakat adat dari Kintom.

Konflik horizontal yang dimaksud melibatkan dua suku, karena seorang pegawai magang di Sudin Damkar Kabupaten Binggai dianiaya dan tewas, lalu pelakunya diduga berasal dari salah satu suku.

Martinus mengatakan, untuk meredam konflik di tengah warga, Polda Sulawesi Tengah menggelar acara dialog bertajuk Dialog Kebangsaan. Elemen masyarakat dan pemerintah pun diajak berdiskusi untuk mencari solusi penyelesaian konflik tersebut.

"Namun disayangkan masyarakat dari Kintom tidak mau hadir, bahkan menutup jalan Trans Sulawesi," ujar Martinus.

Meski masyarakat Kintom tidak hadir, kata Martinus, kegiatan Dialog Kebangsaan tetap berjalan dengan dipimpin Bupati Banggai H Herwin Yatim dan Wakapolda Sulawesi Tengah Kombes Leo Bona Lubis. Ada juga perwakilan pimpinan TNI setempat, anggota DPRD Luwuk Banggai, dan tokoh masyarakat perwakilan masing-masing suku termasuk yang berkonflik.

"Mengetahui jalan ditutup, Wakapolda Sulteng langsung menuju lokasi penutupan jalan. Massa dibubarkan untuk membuka jalan kembali. Pada sore hari, sekitar pukul 15.30 Wita, massa yang jumlahnya kurang-lebih 500 orang melakukan aksi unjuk rasa di gudang kantor DPRD Banggai," jelas Martinus.

Anarkisme terjadi, lanjut Martinus, diawali oleh tindakan massa yang melempari aparat yang sedang berjaga di sekitar lokasi kegiatan. "Pelemparan batu semakin brutal, akhirnya aparat mengeluarkan tembakan peringatan dengan peluru hampa," ucap Martinus.

Martinus mengatakan massa sempat membubarkan diri. Namun tak berapa lama kembali melempari aparat sambil berteriak-teriak. Polisi kembali meletuskan tembakan peringatan, ditambah gas air mata.

"Akhirnya massa membubarkan diri. Saat ini situasi sudah dapat dikendalikan," tutur Martinus. (aud/ams)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads