Terdengar suara tembakan pecah di udara beriringan dengan suara teriakan yang bergemuruh. Video tersebut diunggah akun Rico Saprin. Terlihat seorang aparat kepolisian terluka akibat kericuhan tersebut. Polisi pun menggunakan tameng untuk menghindari serangan massa.
"Untuk tindakan pembubaran massa anarkis, benar," kata Kabag Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul ketika dimintai konfirmasi detikcom, Senin (28/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tembakan peluru hampa dan gas air mata dari Dalmas (Pengendali Massa)," jelas Martinus.
![]() |
Martinus kemudian menerangkan massa terpaksa dibubarkan paksa karena membakar ban dan memblokir akses jalan utama Luwuk Banggai yang mengarah ke luar kota.
"Massa anarkistis, membakar ban dan memblokir jalan utama menuju dan ke luar kota di Km 8, dekat Bandara Luwuk," terang Martinus.
Menurut Martinus, peristiwa itu berawal dari kasus kriminal yang berkembang menjadi konflik horizontal. Konflik tersebut melibatkan masyarakat adat dari Kintom.
"Berawal dari kasus kriminal, yaitu penganiayaan yang mengakibatkan pegawai magang di Sudin Damkar Kabupaten Banggai meninggal dunia. Pelakunya diduga berasal dari suku tertentu hingga peristiwa itu berkembang menjadi konflik horizontal," kata Martinus.
Kemudian, kata Martinus, Polda Sulawesi Tengah menginisiasi sebuah dialog bertajuk Dialog Kebangsaan untuk meredam konflik di tengah warga. Elemen masyarakat dan pemerintah pun diajak berdiskusi untuk mencari solusi penyelesaian konflik tersebut.
"Namun disayangkan, masyarakat dari Kintom tidak mau hadir, bahkan menutup jalan Trans Sulawesi," ujar Martinus. (aud/ams)