"Saya tidak pernah kontak dengan mereka. Ketemu saja tidak pernah. Saya menolak dikaitkan dengan kepengurusan Saracen. Saya saja baru tahu (namanya dikaitkan) belakangan," kata Ferry saat dimintai konfirmasi kepada detikcom, Senin (28/8/2017).
Ferry merasa prihatin terhadap orang-orang yang namanya dicatut sebagai pengurus kelompok Saracen. Ferry mengaku siap jika dimintai klarifikasi oleh Bareskrim Polri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Ferry mengaku pernah berkomunikasi dengan salah satu tersangka kelompok Saracen, Jasriadi. Ferry mengatakan saat itu dia diperalat Jasriadi.
"Ada salah satu yang namanya Jasriadi, pernah mau ngeliput saya masalah Nunik, yang pernah dilaporkan di Medan atas kasus penghinaan Jokowi oleh pengacara," cerita Ferry.
Ferry saat itu meladeni Jasriadi, yang mengaku wartawan dari sebuah media online. Jasriadi lalu bertanya tentang kesediaan Ferry menjadi penasihat hukum Nunik.
"Saya pikir dia, si Jasriadi, hanya jadi media online yang mau wawancara saya. Ya saya ditanya apa bersedia membela Nunik. Sebagai professional lawyer ya saya bilang bersedia saja," ujar Ferry.
Saat itu, Ferry ditanya tentang pandangannya atas kasus Nunik. Ferry menjawab laporan kepolisian harus dibuat Presiden Joko Widodo jika perkara yang dilaporkan adalah penghinaan dan pencemaran nama baik.
"Dia katanya dituduh menghina Jokowi. Ya saya bilang, kalau memang Nunik mau diproses, Jokowi yang lapor ke polisi, bukan pengacara Medan," kata Ferry.
Pernyataan itu, Ferry menceritakan lebih lanjut, kemudian dijadikan senjata oleh Jasriadi untuk menggiring opini.
"Nggak sempat mendampingi (Nunik) juga. Cuma omongan saya dijadikan bahan perang di media saja," ucap Ferry. (aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini