Buwas: Saya Tidak Pernah Bela Budi Gunawan

Blak-blakan Besanan BG-Buwas

Buwas: Saya Tidak Pernah Bela Budi Gunawan

Danu Damarjati, Indah Mutiara Kami - detikNews
Senin, 28 Agu 2017 14:26 WIB
Budi Waseso saat blak-blakan dengan detikcom (Foto: Rio/detikcom)
Jakarta - Rencana besanan Jenderal Budi Gunawan dan Komjen Budi Waseso (Buwas) seolah menyeret ingatan publik pada kasus cicak versus buaya jilid III. Saat itu, publik disuguhi dinamika tajam antara KPK dan Polri.

BG, begitu panggilan populer Budi Gunawan, ditetapkan KPK sebagai tersangka pada 13 Januari 2015. Padahal 9 Januari 2015, BG sudah ditetapkan Presiden Jokowi sebagai calon tunggal Kapolri. 23 Januari 2015, lembaga yang dipimpin Buwas mengirimkan pasukan bersenjata lengkap untuk menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Bambang ditetapkan Bareskrim sebagai tersangka kesaksian palsu sengketa Pilkada.

Budi Waseso dan Budi Gunawan / Budi Waseso dan Budi Gunawan / Foto: Dok. Detikcom


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah itu, ada desas-desus Buwas membela Budi Gunawan karena mereka berdua akan berbesan. Meski kini Buwas dan BG benar-benar menikahkan putri dan putranya, Buwas membantah bahwa sikapnya pada 2015 dipengaruhi oleh rencana besanan dengan BG. Aksinya dua tahun lampau ditujukan bukan semata-mata untuk menyelamatkan sosok BG dari jerat KPK.

Ini dikatakan Buwas saat blak-blakan dengan detikcom di kediamannya, Kompleks Perwira TNI AD Bulak Rantai, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (26/8/2017).

"Yang sebenarnya saya lakukan itu bukan membela Budi Gunawan. Tidak. Saya hanya melaksanakan tugas," kata Buwas.



Menurut Buwas, permasalahan yang menjerat BG tidak perlu dilanjutkan lagi oleh KPK saat itu, soalnya pihak kepolisian sudah menyelesaikan kasus itu dengan hasil sangkaan terhadap BG tidak terbukti. Kasus 'rekening gendut BG' berakhir dengan kemenangan pihak BG atas KPK, praperadilan yang diajukan pihak BG akhirnya dimenangkan. BG tak lagi menjadi tersangka.

"Dan saya pada saat itu jadi Kabareskrim. Saya harus menangani itu dengan profesional. Saya tidak membela Budi Gunawan pribadi. Tapi institusi saya harus saya bela. Kenapa? Pada saat itu beliau ditunjuk sebagai calon Kapolri oleh Presiden," kata Buwas.

Budi Waseso saat blak-blakan dengan detikcom / Budi Waseso saat blak-blakan dengan detikcom / Foto: Rio/detikcom


Buwas tidak membela BG, tapi membela institusi Kepolisian Republik Indonesia. Pencalonan BG sebagai Kapolri tidak boleh terhambat, apalagi BG sudah lulus uji kepatutan dan kelayakan yang dijalankan DPR.

"Jadi saya tidak ada pada saat itu yang namanya membela perorangan, tapi membela institusi. Sampai hari inipun saya masih membela institusi dengan cara bekerja baik di BNN. Saya anggota polisi aktif, apalagi pangkat saya Jenderal. Dan pekerjaan ini membawa nama institusi saya. Kalau saya buruk, institusi saya akan kena baiknya, kalau saya baik maka institusi saya akan kena baiknya," tutur Buwas.



Kasus itu memang sudah berlalu. Kini Komjen Pol Budi Waseso bukan lagi Kepala Bareskrim Polri namun Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Jenderal Budi Gunawan yang akhirnya tak menjadi Kapolri kini menjabat Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Keduanya akan menikahkan anak-anaknya.

Putri Buwas bernama Nindya Nur Prasasti (Nindy) dan putra BG bernama Mochamad Herviano Widyatama (Vino) akan naik ke pelaminan. Akadnya pada 2 September dan resepsi pernikahan digelar pada 3 September di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. (dnu/van)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads