"Ini artinya warga masyarakat harus betul-betul waspada, cerdas, dan memilah-milah untuk tidak mudah diadu domba dengan media sosial yang digerakkan oleh robot dan oknum-oknum yang memecahbelahkan bangsa. Ini kejahatan yang luar biasa yang hanya berorientasi pada uang," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8/2017).
Menurut Djarot, pada peristiwa-peristiwa politik, grup penyebar isu seperti Saracen ini biasanya beraksi untuk mendapatkan uang tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap masyarakat. Aksi seperti ini akan sangat berbahaya bila warga masih mudah terpengaruh oleh berita hoax.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot meminta polisi menindak tegas pelaku penyebar isu SARA dan ujaran kebencian. Sebab, pada 2018, ada 171 wilayah yang menggelar pilkada. "Kejahatan-kejahatan siber seperti ini harus diberantas dengan tegas jelas," ujar Djarot.
Djarot mengatakan saat ini sudah masuk era globalisasi tanpa batas. Kemajuan teknologi juga harus diantisipasi agar tidak menjadi sarana yang memecah belah bangsa.
"Mudah sekali negara kita dipenetrasi dari kepentingan asing dari luar untuk adu domba, makanya kita harus waspada, ini kan kita masuk globalisasi tanpa batas, kemajuan teknologi seperti ini benar-benar harus diantisipasi, orang bisa mengatakan ini sudah perang siber, bisa gitu," ujarnya. (idh/idh)











































