Bahas Soal Saracen, Pegiat Medsos: Jokowi Bilang Ini Mengerikan

Bahas Soal Saracen, Pegiat Medsos: Jokowi Bilang Ini Mengerikan

Ray Jordan - detikNews
Kamis, 24 Agu 2017 19:40 WIB
Sindikat Saracen penyebar isu SARA ditangkap. (Foto: dok. detikcom)
Jakarta - Presiden Joko Widodo bertemu dengan sekitar 70 pegiat media sosial (medsos) di Istana Negara, Jakarta. Sempat ada pembahasan soal kelompok penyebar konten bermuatan SARA, Saracen. Apa tanggapan Jokowi?

Pertemuan tersebut berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Kamis (24/8/2017). Cyril Raoul Hakim atau yang biasa disapa Chico Hakim mengatakan para pegiat yang hadir bukanlah orang yang dibayar. Berbeda dengan kelompok Saracen.

"Kebetulan netizen yang hadir ini kan nggak ada yang bayaran. Kita ini semua punya kegiatan masing-masing. Tadi saya bilang ke Pak Presiden, yang hadir hari ini kebanyakan pegiat darat lo, Pak. Dunia maya itu hanya sebagai kesenangan pribadi, tapi kebetulan saja kita punya concern terhadap negara dan lain, itulah perbedaannya dengan Saracen," kata Chiko kepada wartawan seusai pertemuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Chiko, Saracen sudah berbentuk seperti korporasi. Sindikat Saracen menerima pesanan untuk menyebarkan isu yang berbau SARA di media sosial.

"Itu kan menjadi kayak sebuah korporasi, ya. Menjadi salah satu korporasi yang menerima pesanan-pesanan yang khusus negatif. Itu saya rasa sangat hancur-hancuran, sangat rusaklah, ya," katanya.

Terlebih, lanjut Chiko, ada beberapa nama yang sudah dikenal oleh publik diduga bergabung dengan kelompok itu. Bahkan di antaranya ada yang merupakan purnawirawan TNI.

"Apa gunanya Sapta Marga? Apa gunanya Lemhannas. Ya, kan? Kalau Anda masih nggak Pancasilais dan Anda berani melakukan hal-hal yang melanggar prinsip-prinsip dasar negara, itu kalian mesti sekolah lagi," katanya.

Dikatakan Chiko, para pegiat medsos dan Presiden Jokowi sempat menyinggung soal kelompok Saracen tersebut. Jokowi pun mengatakan hal tersebut mengerikan.

"Yang Presiden katakan tadi, mengerikan. Itu dibayar oleh siapa, harus kita cari tahulah. Akan diproses hukum. Itu saja," katanya. (jor/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads