Menhub: 19 Juta Orang di DKI Ada di Jalan Tiap Hari, Pasti Macet

Menhub: 19 Juta Orang di DKI Ada di Jalan Tiap Hari, Pasti Macet

Heldania Ultri Lubis - detikNews
Kamis, 24 Agu 2017 15:36 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi (Foto: Hary Lukita Wardani/detikcom)
Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut jumlah total penduduk di wilayah Jabodetabek mencapai angka 47 juta jiwa. Sedangkan, 19 juta di antaranya, menurut Budi, sehari-hari melakukan kegiatan di jalan.

"Bayangkan 19 juta, berapa banyak orang yang bergerak (lalu lintas). Sehari-harinya 19 juta jiwa itu berkegiatan," ujar Budi dalam pidatonya di forum diskusi transportasi mengurai kemacetan di Jabodetabek di Ruang Mataram, Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (24/8/2017).

Budi mengatakan akibat jumlah populasi pengguna kendaraan yang besar tersebut, kondisi lalu lintas di wilayah Jabodetabek kian mengkhawatirkan. Hal itu juga berdampak pada kecepatan kendaraan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada beberapa hal yang jadi catatan kami. Salah satunya adalah, akibat populasi tersebut, ada rasio-rasio yang sudah sangat memprihatinkan. Ada satu kecepatan yang tidak bisa dibayangkan, yaitu kendaraan mobil kecepatannya 10-20 km/jam," tuturnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa solusi menurutnya harus segera direalisasikan. Salah satunya adalah penataan terhadap kendaraan roda dua.

"Ini inisiasi mengatur motor di Jabodetabek ada 2 konsep. Yaitu bagaimana kita me-manage, bukan menghilangkan motor ya. Kedua, menggunakan bus atau prasarana yang massal menjadi andalan," sebut Budi.

Konsep penataan kendaraan roda dua yang kini tengah digalakkan pemerintah DKI pun mendapat dukungan dari Budi. Namun ia mengingatkan agar penataan tersebut dilakukan secara bijaksana.

"(Penataan) motor pun saya berpesan, lakukanlah dengan bijaksana. (Sebab motor) masih jadi andalan saudara-saudara kita. Memang motor ini berkontribusi pada kemacetan, tapi juga harus seimbang, kalau motor dikurangi jumlah bus harus lebih banyak," kata Budi.

Selain itu, dia juga bicara soal rencana pembatasan kendaraan di jalan-jalan protokol. Menurutnya, rencana itu dilakukan sekaligus sebagai promosi transportasi massal hingga ke daerah-daerah luar kota Jakarta.

"Kita ingin melakukan promosi kendaraan umum dan besar (transportasi massal), seperti bus dan sebagainya. Contohnya TransJakarta, (diharapkan) untuk menambah ke daerah-daerah, supaya jangan menyelesaikan masalah-masalah di Jakarta saja," sebutnya.

Budi pun berharap upaya pemanfaatan transportasi massal itu dapat terus didorong. Apalagi kini tingkat kemacetan yang disebabkan kendaraan, baik roda 4 maupun roda 2, terus melonjak.

"Karena itu (transportasi massal) bisa mengangkut (masyarakat). Jadi transportasi massal ini sangat penting. Supaya ketika orang-orang yang datang ke Jakarta juga tidak perlu bingung karena banyak transportasi massal yang ditawarkan," tuturnya. (hld/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads