Minta Maaf, Menhub Singgung Suap di Kemenhub yang Kembali Terulang

Minta Maaf, Menhub Singgung Suap di Kemenhub yang Kembali Terulang

Heldania Ultri Lubis - detikNews
Kamis, 24 Agu 2017 10:40 WIB
Menhub Budi Karya (Foto: Heldania Ultri Lubis/detikcom)
Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta maaf atas ditangkapnya seorang pejabat di Kemenhub yang ditangkap KPK. Dia pun menyinggung soal operasi tangkap tangan (OTT) sebelumnya yang terjadi di Kemenhub.

"Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia karena kejadian ini kembali terulang," ujar Budi dalam keterangan persnya, Kamis (24/8/2017).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua masih ingat ketika saya melakukan operasi tangkap tangan pungli di awal saya masuk Kemenhub, ternyata praktik ini masih ada," ujar Budi menambahkan.


OTT yang dimaksud Budi yaitu yang dilakukan oleh Mabes Polri pada Oktober 2016. Saat itu, Budi mengatakan dugaan pungutan liar (pungli) itu sudah diselidiki tim internal dan dilaporkan ke Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

"Satu bulan terakhir, kami mengindikasikan adanya satu pungli yang dilakukan di Kemenhub, berlaku pada perizinan di Laut dan Darat. Oleh karenanya kami dan beberapa tim melakukan penyelidikan dan penelitian, dan dari hasilnya kami bisa membawa bukti dari kecurangan tersebut," jelas Budi, Selasa (11/10/2016).


Saat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai langsung meninjau ke Kemenhub. Ada 3 pegawai negeri sipil (PNS) di Kemenhub yang pada akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

Ketiganya yaitu Kepala Seksi Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal bernama Meizi Syelfia, Ahli Ukur Sub Direktorat Pengukuran Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal Endang Sudarmono, dan penjaga loket di ruang pengurusan buku pelaut Abdul Rasyid.

Saat itu, barang bukti yang disita yaitu Rp 130 juta dalam uang tunai dan Rp 1 miliar di dalam beberapa rekening tabungan.

(dhn/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads