Menlu: Kunjungan Sekjen Partai Komunis Vietnam Urusan Kenegaraan

Menlu: Kunjungan Sekjen Partai Komunis Vietnam Urusan Kenegaraan

Ray Jordan - detikNews
Rabu, 23 Agu 2017 17:36 WIB
Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam YM TN Nguyen Phu Trong menemui Presiden Jokowi di Istana. (Ray Jordan/detikcom)
Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam YM TN Nguyen Phu Trong berkunjung ke Istana Kepresidenan, Jakarta. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menegaskan kunjungan Nguyen Phu tersebut adalah urusan kenegaraan.

Retno menjelaskan, dalam sistem politik di Vietnam, ketua partai merupakan pemegang tampuk pimpinan yang paling tinggi.

"Sehingga sekali lagi saya ingin tekankan bahwa kunjungan ini urusannya masalah urusan negara. Urusan bagaimana kita meningkatkan hubungan bilateral antara Vietnam dan Indonesia," kata Retno di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Retno menjelaskan hubungan pertemanan Indonesia dengan Vietnam sudah 60 tahun berjalan. Pada 2013, Indonesia membentuk strategic partnership dengan Vietnam.

"Kita lihat di dalam perdagangan, misalnya, di tengah situasi ekonomi dunia yang merosot, perdagangan Indonesia dan Vietnam menunjukkan pertumbuhan. Tahun lalu perdagangan kita sudah 6,2 billion US dollar. Penduduk Vietnam itu sekitar 90-92 juta. Pertumbuhan ekonominya lebih dari 6 persen," katanya.

Untuk itu, lanjut Retno, kalau dilihat dari perdagangan, paling tidak ada beberapa elemen ekspor Indonesia yang sangat kuat. Seperti ekspor mobil completely built up (CBU) Indonesia.

"Itu adalah yang terbesar. Jadi impor mobil CBU ke Vietnam itu paling besar berasal dari Indonesia. Sekarang mereka ingin mengambil impor batu bara Indonesia. Karena mereka memerlukan banyak sekali batu bara untuk pembangunan power plan," jelasnya.

"Saya berikan angka, bahwa di tahun 2020 mereka memerlukan 86,4 juta metrik ton batu bara. Sementara tahun kemarin, 2016, itu kebutuhan mereka 47,5 juta metrik ton," tambahnya.

Ini artinya, kata Retno, akan ada penambahan hampir 100 persen kebutuhan akan batu bara yang memerlukan impor dari Indonesia. Karena itu, ekspor batu bara Indonesia dari waktu ke waktu meningkat sangat tinggi.

"Kemudian ekspor mobil kita, dan yang tadi ditandatangani adalah mengenai masalah ekspor gas kita di Laut Natuna. Jadi kalau dilihat dari struktur hubungan bilateral kita, perdagangan kita sangat kuat, kemudian investasi kita di Vietnam juga cukup besar, hampir 500 juta US dollar, sebagian besar ada di properti, semen kita sudah masuk dan masih ada beberapa lagi yang ingin masuk ke investor kita ke Vietnam," jelasnya.

Untuk itu, Retno menegaskan, kunjungan Nguyen Phu Trong ke Indonesia untuk meningkatkan kerja sama, terutama di bidang ekonomi. Sebab, Indonesia melihat potensi yang dimiliki dua negara berpenduduk besar sedang mereformasi diri, sedang membangun infrastruktur secara besar-besaran, dan sedang membangun pertumbuhan ekonomi yang hasilnya sangat baik.

"(Pertumbuhan ekonomi) Indonesia lebih dari 5 persen, Vietnam lebih dari 6 persen. Jadi intinya itu yang dibahas oleh Pak Presiden dengan ketua partai dari Vietnam," katanya. (jor/jbr)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads